Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Mike Pence Diduga Penulis Artikel Kontroversial Turunkan Trump

Kompas.com - 08/09/2018, 15:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah opini yang ditulis seorang staf Gedung Putih di New York Times Kamis (6/9/2018) menjadi polemik.

Sebabnya, opini tersebut menyebut adanya rencana pejabat Gedung Putih untuk mendongkel Presiden Donald Trump dari jabatannya.

Si staf misterius mengatakan langkah itu harus dihancurkan untuk menyelamatkan Amerika Serikat (AS) dari Trump yang dianggap tak becus mengelola negara.

Baca juga: Wapres AS Bantah Jadi Penulis Rencana Memakzulkan Trump

Artikel itu membuat Gedung Putih melakukan pencarian, sementara Trump menuntut The Times membeberkan identitas si penulis dan menyerahkannya.

BBC melakukan sebuah tes menggunakan perangkat lunak untuk mencari tahu identitas sesungguhnya si staf tersebut.

Perangkat lunak itu melakukan analisis berdasarkan gaya penulisan si staf. BBC memulai pencarian dengan setiap pidato yang disampaikan tanpa persiapan.

Petunjuk

Pencarian kemudian dikhususkan pada beberapa faktor. Seperti pernyataan editor opini The Times, James Dao.

Dia berujar begitu terkesan dengan kejelasan penulisan serta emosi yang ditumpahkan oleh si staf dalam opininya.

Dao mengonfirmasi bahwa si editor yang menangani tulisan itu tidak menghapus karakteristik tulisan si staf yang bisa memberi petunjuk.

Kemudian dalam twit yang disampaikan The Times, si penulis dideskripsikan sebagai pria (he). The Times lalu memberi pernyataan lanjutan si pengunggah twit tak tahu identitas penulis.

Baca juga: Trump Minta Opini Kontroversial untuk Lengserkan Dirinya Diselidiki

Analisis

Perangkat lunak menganalisis gaya tulisan termasuk pengulangan, kata aneh dan seberapa sering digunakan, tanda baca dan digunakan di mana.

Sebagai permulaan, rata-rata kalimat yang digunakan di opini itu tergolong rendah, yakni 19,3 kata per kalimat.

BBC membandingkannya dengan sejumlah keterangan resmi yang dikeluarkan oleh para pejabat Gedung Putih.

Antara lain pernyataan Sekretaris Pers Sarah Sanders tentang Suriah di 4 September (rata-rata 31 kata per kalimat).

Kemudian surat dari Trump kepada Senat AS pada 28 Agustus yang mempunyai rata-rata 30 kata per kalimat.

Kesimpulan

BBC melansir, hanya ada satu pejabat di Gedung Putih yang mempunyai pernyataan lebih pendek dibandingkan lainnya.

Namanya adalah Michael Richard Pence, atau Mike Pence, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden AS.

Terdapat beberapa bukti pidato yang disampaikan Pence pendek:

1. Pada 31 Agustus saat jenazah Senator John McCain disemayamkan: 17,4 kata per kalimat.

2. Konvensi Nasional ke-100 Legiun AS pada 30 Agustus: 17,6 kata per kalimat.

3. Rencana administratif untuk luar angkasa di Houston pada 23 Agustus: 19,7 kata per kalimat.

Baca juga: Trump Minta Identitas Penulis Artikel Kontroversial Segera Diungkap

Kemudian BBC juga mengomparasikan dengan kolom yang ditulis Pence sewaktu menjadi penyiar radio di 1990-an.

Kolom tua itu mempunyai gaya yang konsisten: pendek, kalimat yang mudah dicerna jika dibandingkan rilis pejabat lain.

Opini itu juga menggunakan kalimat pasif, begitu mirip dengan yang digunakan wapres berusia 59 tahun itu dalam setiap pidatonya.

Pence diketahui menggunakan struktur pasif itu tujuh kali di Houston, tiga kali di Legiun AS, dan satu kali di kolom tentang mengapa Bill Clinton harus dimakzulkan.

Bukti lain adalah dalam artikel tersebut, terdapat kata lodestar yang cukup sering digunakan Pence setiap menyampaikan pidato.

Sebelum analisis itu dilakukan Pence melalui juru bicaranya, Jarrod Agen, menyampaikan bantahan melalui Twitter.

"Bapak Wapres selalu menempatkan namanya setiap menulis opini. The Times seharusnya malu merilis artikel yang salah dan tak logis itu," kata Agen.

Baca juga: Seorang Senator Usulkan Amandemen Ke-25 untuk Lengserkan Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com