Namun, pada akhir 1992 hubungan kedua Korea menegang. Korea Utara menolak inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan mengecam gelaran latihan militer besar AS-Korea Selatan.
Pembicaaran berikutnya terjadi pada 2000, ketika kedua negara menggelar KTT pertama yang menghasilkan kesepakatan paling substansial yang pernah ada.
Dua presiden Korea Selatan Kim Dae-jung dan Roh Moo-hyun sama-sama mengingingkan perubahan bertaham Korea Utara menuju reunifikasi melalui kerjasama dalam hal kemanusiaan, ekonomi, politik, sosial, dan isu-isu lain.
Namun, karena dihadapkan pada provokasi Pyongyang dan program pengembangan nuklir, maka kebijakan yang dibuat kedua presiden Korsel ini memilili banyak keterbatasan.
Baca juga : Pagi Ini, Dua Pemimpin Korea Berjumpa dalam Pertemuan Bersejarah
Ditambah perilaku Pyongyang yang semakin memperburuk hubungan kedua negara. Uji coba muklir dan misil ditambah provokasi seperti serangan torpedo terhadap kapal AL Korea Selatan dan pengeboman sebuah pulau di Korsel merusak semua hasil pembicaraan yang dicapai sebelum KTT 2000.
Lalu, dengan serangkaian kegagalan itu, apakah reunifikasi kedua Korea bisa terlaksana setelah KTT 2018?
Apa yang terjadi di masa lalu menunjukkan rekonsiliasi tak bisa terwujud tanpa proses eliminasi kemampuan nuklir Korea Utara.
Di saat yang sama, pemimpin Korsel saat ini Moon Jae-in jauh lebih terbuka untuk meninggalkan cara-cara konservatif dan mencoba mengejar kesepakatan tanpa berbagai syarat.
Langkah ini mungkin bisa mengubah segalanya. Tak perlu diragukan, Moon Jae-in lebih proaktif dalam menciptakan peluang untuk rekonsiliasi kedua Korea.
Sejauh ini upaya Presiden Moon cukup sukses untuk "menggiring" Korea Utara kembali ke meja perundingan bahkan menjadikan Kim Jong Un pemimpin Korut pertama yang menginjakkan kaki di Selatan usai Perang Korea.
Baca juga : Semut Pun Tak Akan Lolos dari Pasukan Pengawal Kim Jong Un
Lebih jauh, kedua negara sepakat untuk melanjutkan proses denuklirisasi dan janji itu tertuang dalam "Deklarasi Panmunjom" yang diteken kedua pemimpin.
Apakah pembicaraan bersejarah ini akan berlanjut menjadi sebuah unifikasi kedua Korea? Jalan menuju bersatunya Korea masih panjang namun setidaknya langkah pertama sudah diambil dan kini dunia hanya bisa menunggu di garis finish.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.