Upaya pertama pembicaraan damai kedua Korea pasca-Perang 1950-1953 digelar pada 1971.
Saat itu, kedua Korea menyepakati prinsip-prinsip dasar untuk menuju reunifikasi yang harus ditempuh lewat tiga cara.
Ketiga cara itu adalah upaya independen kedua Korea, langkah-langkah damai, dan mempromosikan persatuan nasional serta menghilangkan perbedaan dalam ideologi dan sistem.
Meski persetejuan sudah diteken, namun kesepakatan ini dengan cepat ambruk karena minimnya niat tulus para pemimpin kedua negara untuk menindaklanjuti langkah yang sudah diambil.
Baca juga : Kim Jong Un Tak Sangka Garis Perbatasan Korea Begitu Mudah Dilalui
Korea Utara memandang dialog antara kedua negara adalah cara untuk menjauhkan Korea Selatan dari AS dan Jepang.
Sementara pemimpin Korea Selatan saat itu Park Chung-hee melihat dialog itu sebagai jalan untuk mengonsolidasikan pemerintahan otoriternya.
Pada 1980-an, terjadi perubahan di saat Perang Dingin pecah dan rekonsiliasi Korea untuk sekali lagi nampak amat berpeluang.
Olimpiadi Seoul 1988 menjadi pendorong Korea Selatan untuk meningkatkan hubungannya dengan Korea Utara dengan memastikan negara itu berpartisipasi dalam Olimpiade.
Olimpiade Seoul dikenang sebagai ajang olahraga yang paling banyak diikuti negara-negara kedua blok yang terlibat perang dingin, termasuk Uni Soviet dan China.
Namun, momen tum baik itu tercoreng ketika Korea Utara meledakkan pesawat milik maskapai penerbangan Korea Selatan yang menewaskan 115 orang pada 1987.
Dengan status internasional Korea Selatan yang sedang "moncer" saat itu serta diplomasi aktif menuju normalisasi hubungan dengan Uni Soviet dan China, Pyongyang bersedia berunding dengan Seoul.
Pada 1991, kedua Korea sekali lagi bertemu untuk mebahas rekonsiliasi dan menandatangai Kesepakatan Dasar.
Baca juga : AS Berharap Pertemuan Dua Korea Hasilkan Perdamaian
Dalam kesepakatan itu ditegaskan hubungan kedua Korea bukan merupakan hubungan dua negara berbeda tetapi satu negara melalu sebuah "proses khusus" menuju reunifikasi.
Pada 1992, kedua negara mendeklarasikan penandatangan Deklarasi Bersama tentang Nuklirisasi Semenanjung Korea.