WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia tidak mengabaikan Kurdi Suriah. Sebuah pernyataan yang jelas membingungkan Turki.
"Kami mungkin dalam proses Suriah. Namun jelas kami tak akan meninggalkan Kurdi Suriah yang merupakan pejuang serta masyarakat mengagumkan," ujarnya.
We may be in the process of leaving Syria, but in no way have we Abandoned the Kurds, who are special people and wonderful fighters. Likewise our relationship with Turkey, a NATO and Trading partner, has been very good. Turkey already has a large Kurdish population and fully....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 8, 2019
Trump dalam kicauannya di Twitter mengatakan, hubungan dengan Turki yang merupakan mitra dagang maupun NATO berjalan sangat baik.
Baca juga: Persiapan Turki untuk Menyerang Utara Suriah Disebut Sudah Beres
Dia menuturkan Turki mempunyai populasi Kurdi yang besar. Sementara di sisi lain, tentara AS yang berdinas di Suriah hanya berjumlah 50 orang.
"Segala tindakan militer yang tak perlu dari Turki bakal menghancurkan ekonomi dan mata uang mereka. Kami membantu Kurdi baik finansial dan senjata!" tegasnya.
Kicauan itu terjadi setelah presiden 73 tahun itu mengumumkan bakal menarik pasukan AS dari area krusial perbatasan Turki dan Suriah pada Minggu (6/10/2019).
Dilansir AFP Selasa (8/10/2019), pernyataan itu seolah memberi jalan bagi Ankara untuk melaksanakan operasi militer menargetkan Kurdi Suriah.
Mengingat bahwa Kurdi Suriah merupakan sekutu kunci AS dalam melawan ISIS, politisi Republik menganggap keputusan Trump adalah pengkhianatan.
Trump mencoba menjelaskan posisinya dengan menekankan, Washington mempunyai relasi penting dengan Turki di perdagangan maupun NATO.
"Begitu banyak orang yang lupa bahwa Turki merupakan mitra dagang yang besar bagi AS," jelas prsiden ke-45 AS itu dalam twit-nya.
Dia memang tidak menyuarakan secara gamblang menentang operasi militer Turki. Namun menegaskan "tindakan militer tak perlu" bakal berdampak pada ekonomi Ankara.
Trump sempat mengancam bakal menghancurkan dan melenyapkan ekonomi Turki jika melakukan kebijakan yang dia anggap tidak manusiawi.
Ankara sudah dua kali menggelar serangan. Yakni pada 2016 dan 2018 melawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), milisi yang jadi tulang punggung SDF.
Turki memandang YPG merupakan teroris, karena dituding punya hubungan dengan milisi Kurdi di dalam Turki, dan berniat menghancurkan mereka.
Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa persiapan untuk melakukan operasi militer di utara Suriah sudah terlaksana.
Baca juga: Trump Ancam Hancurkan dan Lenyapkan Ekonomi Turki jika Bertindak Kelewat Batas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.