Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Korut Kecam Sikap AS yang Belum Mencabut Sanksi

Kompas.com - 25/06/2018, 19:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Yonhap

PYONGYANG, KOMPAS.com - Media Korea Utara (Korut) mengecam sikap Amerika Serikat (AS) yang masih mencabut sanksi ekonomi atas mereka.

Situs propaganda Korut Meari, seperti dikutip Yonhap Senin (25/6/2018), menyatakan pentingnya untuk membangun kepercayaan antar dua negara.

Meari mendorong agar deklarasi bersama yang dibuat Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un 12 Juni lalu bisa segera diimplementasikan.

Baca juga: Trump Sebut Korut Masih Berikan Ancaman yang Luar Biasa

"Pertemuan AS-Korut merupakan terobosan bersejarah karena mengakhiri permusuhan, dan menjadi landasan hubungan bilateral dua negara," ulas Meari.

Situs tersebut juga menekankan rezim Kim siap mengambil kebijakan timbal-balik jika AS berusaha meningkatkan hubungan bilateral.

Selain Meari, situs propaganda lain Uriminzokkiri mengatakan Korut sudah berusaha membuka diri demi perdamaian dan keamanan dunia, serta masa depan mereka.

Komentar dua media propaganda Korut itu terjadi setelah Trump memutuskan untuk memperpanjang masa "darurat nasional" hingga 2019.

Masa darurat merupakan program untuk mewaspadai Korut yang dimulai sejak 2008, dan selalu diperbarui Presiden AS setiap tahunnya.

Setiap kali seorang Presiden AS memutuskan untuk memperpanjang masa darurat tersebut, maka perintah eksekutif itu bakal diikuti sanksi ekonomi.

Trump memutuskan memperpanjang masa darurat itu karena keberadaan senjata nuklir di Semenanjung Korea, dan kebijakan Pemerintah Korut.

"Mereka terus menunjukkan ancaman luar biasa ke keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi AS," kata Trump dalam keputusan eksekutifnya.

Sementara Menteri Luar Negeri Mike Pompeo berujar sanksi bakal tetap berlaku sembari negosiasi terus dilangsungkan.

Keputusan eksekutif yang diteken presiden 72 tahun itu bertolak belakang dengan apa yang diucapkannya pasca-pertemuan dengan Kim.

Dalam kicauannya di 13 Juni, Trump berkoar bahwa kini semua orang bakal bisa menjalani hidup dengan tenang sejak dia menjabat.

"Kini tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korut. Pertemuan dengan Kim Jong Un sangatlah positif. Korut punya potensi bagus di masa depan," kata Trump.

Sejumlah analisi berkata, keputusan Trump mengancam proses pemulangan jenazah tentara AS yang masih berada di Korut.

Baca juga: Seoul: Pengurangan Sanksi Korea Utara dapat Terjadi Lebih Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com