Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS: Sanksi Korut Masih Berlaku sampai Denuklirisasi Penuh

Kompas.com - 14/06/2018, 11:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyatakan, Korea Utara tidak akan mendapatkan keringanan sanksi sampai denuklirisasi dicapai secara penuh.

Dilansir dari BBC, Kamis (14/6/2018), pernyataan Pompeo disampaikan pada konferensi pers di Seoul, Korea Selatan.

Konferensi pers bersama Korea Selatan dan Jepang diadakan dua hari setelah Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggelar pertemuan bersejarah di Singapura.

Baca juga: Bahas KTT AS-Korut, Pompeo Makan Malam Steik dengan Pejabat Pyongyang

Dia mengatakan, Korea Utara berkomitmen untuk menghentikan program nuklirnya.

AFP  melaporkan, Pompeo yakin Kim Jong Un paham jika denuklirisasi harus segera dilakukan. AS menginginkan denuklirisasi yang penuh, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah kembali.

Pompeo juga menepis pemberitaan media pemerintah Korea Utara yang melaporkan bahwa Trump dan Kim menyetujui proses denuklirisasi selangkah demi selangkah.

"Kami yakin Kim Jong Un memahami urgensinya. Kami harus melakukan ini dengan cepat," katanya.

AS mengharapkan pelucutan senjata di Korea Utara dapat selesai pada 2020, tepat pada akhir dari masa jabatan kepresidenan Trump.

Perjalanan Pompeo ke Korea Selatan itu untuk memberi pengarahan kepada sekutu regional AS itu terkait perjanjian yang diteken Trump dan Kim Jong Un di Singapura.

Baca juga: Menlu AS Bikin Blunder, Sebut Singapura Bagian dari Malaysia

Sebelumnya, Trump mengatakan sanksi akan tetap berlaku sampai nuklir tidak lagi menjadi "sebuah faktor". Namun, Trump tidak menjelaskan lebih lanjut maksud perkataannya.

Trump juga menyampaikan pengumuman tentang rencana menghentikan latihan militer yang rutin dilakukan bersama Korea Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com