Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Isi "Sekolah Moralitas Perempuan" di China

Kompas.com - 12/12/2017, 14:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

 

Alat Pengeruk Uang
Menegakkan ideologi tradisional ternyata bukan menjadi motivasi utama pendirian Institut Nilai-nilai Konfusius di Fushun.

Ketika didirikan 2011, pemerintah Fushun menyetujuinya sebagai "organisasi kesejahteraan massal", dan tidak memberikan akreditasi untuk membuka sekolah.

Namun, dalam praktiknya, institut itu membuka sekolah dan kamp pelatihan di seluruh China.

BBC mewartakan, lembaga itu telah menerima sekitar 10.000 siswi sebelum ditutup.

Kepala institut, Kang Jinsheng menyatakan, sumber pendanaan tidak hanya berasal dari uang sekolah yang dibayarkan para siswi.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Makam Kuno Politisi Perempuan China

Namun juga dari berasal dari jasa pembuatan pakaian tradisional China untuk keperluan event.

Lembaga seperti yang ada di Fushun itu menyasar keluarga yang memiliki anak bermasalah, dengan iming-iming bisa membuat pribadinya lebih baik di masyarakat.

Kebanyakan lembaga itu menjadi mesin pengeruk uang dengan menawarkan nilai-nilai tradisional China yang telah punah.

Kelompok Pendukung
Jadi, apakah ideologi seperti itu memiliki tempat di China?

Kebanyakan siswi berasal dari latar belakang pendidikan yang kurang, atau mempunyai masalah dalam pernikahan karena diperlakukan buruk oleh suaminya.

Mereka menemukan kenyamanan ketika bertemu dengan perempuan dengan masalah sama seperti yang dihadapi.

Dengan seringnya berkumpul, beberapa perempuan menjadi relawan di lembaga tersebut, dan membantu mengajarkan nilai-nilai "moralitas perempuan" kepada murid baru.

Menurut Xie Lihua, editor majalah Rural Women dan pemerhati isu perempuan China, adanya lembaga itu secara tidak langsung menjadi semacam "kelompok pendukung".

"Namun, tindakan ini tetap membutuhkan pertolongan yang fundamental dari pemerintah," kata Xie.

Xie melanjutkan, ideologi seperti ini tumbuh subur bagi perempuan pedesaan atau kota kecil yang mengalami masalah sosial.

Perlu dilakukan tindakan serius agar kesetaraan gender yang telah susah payah berkembang di China tidak kembali jatuh.

Baca Juga: Mungkinkah Mona Lisa adalah Seorang Perempuan China?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com