Huang menulis status di Weibo, "Kakek selamat jalan. Beristirahatlah dengan tenang. Tidak ada rasa sakit di surga."
"Banyak pasien meninggal tanpa ditemani keluarga mereka. Bahkan untuk sekedar menatap saja tidak bisa." Pungkas Huang.
Kini Huang menemani neneknya yang sedang kritis di rumah sakit. "Tidak ada obat yang efektif. Dokter bilang agar aku tidak banyak berharap. Nenek hanya bisa menggariskan takdirnya sendiri."
Pada 7 Februari, Xiao Huang akhirnya merasakan kondisi tubuh yang kurang baik. Dia mulai dikarantina selama dua pekan di hotel.
Kini, untuk mengurangi penyebaran virus corona, Otoritas Beijing meningkatkan peraturan di Provinsi Hubei, di mana ancaman virus corona tumbuh pesat.
Warga diminta untuk tetap berada di rumah, tidak diperkenankan keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat.
Dilansir dari BBC, pemerintah hanya mengizinkan satu orang dari tiap rumah untuk meninggalkan rumah mereka dalam satu dari tiga hari untuk membeli makanan dan produk lainnya.
Hanya ada satu pintu masuk yang ada di setiap gedung. Dan terdapat beberapa penjaga untuk gedung-gedung tersebut untuk memberikan izin masuk dan keluar.
Petugas farmasi, hotel dan toko serta layanan medis selalu buka di saat bisnis lainnya tutup. Pemerintah China juga melarang penggunaan mobil pribadi di sepanjang jalan yang ada di provinsi Hubei.
Kecuali kendaraan pengiriman yang membawa pesanan makanan dan barang belanjaan masih diperbolehkan beroperasi.
Dilaporkan dari New York Times, Beijing telah meminta setiap orang untuk pergi ke Ibukota dan mengarantina diri mereka sendiri selama 14 hari sebagai upaya pencegahan virus corona.
Baca juga: Wabah Virus Corona dalam Angka Per 17 Februari 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.