Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasien Virus Corona: Kakek Baru Dapat Kasur Rumah Sakit 3 Jam Sebelum Meninggal

Kompas.com - 18/02/2020, 11:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters,BBC


WUHAN, KOMPAS.com - Berpekan-pekan setelah kasus virus corona dilaporkan menyerang kota Wuhan, di Provinsi Hubei.

Angka infeksi semakin meningkat, sementara fasilitas bangsal rumah sakit seperti kasur tidak mendukung. Hal itu membuat beberapa orang tidak mendapatkan perawatan dengan tepat.

Seorang warga Wuhan mengisahkan kepada BBC pekan lalu tentang pengalaman yang menyiksa ketika mereka berusaha mendapatkan perawatan medis untuk keluarga mereka.

Baca juga: Direktur Rumah Sakit di Pusat Wabah Virus Corona Dikabarkan Meninggal, Pemerintah Hubei Membatah

Hal ini dikarenakan pihak medis kewalahan dengan pasien yang ada.

Selamat jalan kakek

Xiao Huang dibesarkan oleh kedua kakek nenek setelah orangtuanya meninggal pada saat dia masih kecil.

Yang dia inginkan hanyalah bisa membahagiakan kedua kakek neneknya yang berusia 80 tahun. Dia berharap kedua kakek neneknya bisa menikmati hari tua dengan nyaman.

Namun kurang dari waktu dua pekan, kakeknya meninggal karena virus corona. Neneknya pun dikabarkan dalam kondisi kritis.

Kakeknya sudah mengalami gejala gangguan pernapasan sejak 20 Januari. Namun mereka tidak bisa pergi ke rumah sakit sampai pada tanggal 26 Januari.

Baca juga: Dianggap Penyebab Virus Corona, China Bakal Keluarkan Larangan Konsumsi Hewan Liar

Sangat sulit bagi Huang untuk membawa kakek neneknya ke rumah sakit dengan kondisi transportasi publik yang tidak beroperasi.

Pada 29 Januari 2020, kakek dan nenek Huang dinyatakan positif terjangkit virus corona namun baru dapat dimasukkan ke rumah sakit tiga hari setelahnya.

Rumah sakitnya sudah sangat penuh dan tidak ada kasur sama sekali. Kakek Huang sedang mengalami demam tinggi dan sulit bernapas, namun hanya ada kursi ruang tunggu yang dapat ditempati.

Huang meminta kepada pihak rumah sakit dan staf untuk memberinya kursi panjang dan kasur lipat.

Namun, "tidak ada dokter maupun perawat saat itu," tulis Huang di dalam buku hariannya, "rumah sakit tanpa dokter seperti kuburan."

Malam sebelum kakeknya meninggal, Huang bersama kakek neneknya di koridor rumah sakit. Dia berusaha berbincang dengan sang nenek agar neneknya tidak tahu kalau suaminya sedang mengigau karena demam.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona di China Per 18 Februari 2020 Capai 1.863 Orang

Kasur rumah sakit akhirnya datang tepat tiga jam sebelum sang kakek meninggal. Huang berada di sisi kakeknya sampai detik terakhir.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Reuters,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com