Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Julian Assange, Tokoh Keterbukaan atau Musuh Negara?

Kompas.com - 11/04/2019, 18:31 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

Kebocoran yang paling menghebohkan muncul pada 2010 dimulai dengan video yang memperlihatkan helikopter serbu Apache milik militer AS menembak dan menewaskan dua jurnalis serta beberapa warga sipil Irak di jalanan kota Baghdad pada 2007.

Video itu kemudian diikuti lebih dari 80.000 dokumen rahasia militer AS dari perang Afghanistan dan 400.000 dokumen dari perang Irak.

Pada November di tahun yang sama, Wikileaks juga membocorkan 250.000 kabel diplomatik dari hampir seluruh negara di dunia.

Baca juga: Internet Diputus, Julian Assange Tak Lagi Pimpin Wikileaks

Assange ditahan di Inggris pada Desember 2010 dan seorang hakim memerintahkan dia diekstradisi ke Swedia.

Meski tuduhan perkosaan dicabut, Assange masih menghadapi penahanan di Inggris karena tak hadir dalam sidang setelah dibebaskan dengan uang jaminan.

Presiden Ekuador saat itu, Rafael Correa mengatakan hak asasi Assange dalam bahaya dan menawarkan perlindungan.

Namun, sang pengganti Lenin Moreno yang mulai berkuasa pada 2017 memiliki kesabaran yang lebih tipis.

Moreno menuduh Assange mencampuri urusan luar negeri. Pemerintah Ekuador juga untuk sementara memutuskan sambungan internet Assange.

Dan pekan lalu, Moreno mengatakan, Assange berulang kali melanggar persyaratan yang ditetapkan agar dia bisa tinggal di kedubes Ekuador.

Pekan ini, para pendukung Assange menuduh pemerintah Ekuador mengumpulkan ribuan foto dan video dari dalam apartemen Assange.

Pada 2016, sebuah panel PBB memutuskan Assange telah ditahan dengan sewenang-wenang.

Baca juga: Kasus Dugaan Pemerkosaan Dicabut, Julian Assange Klaim Menang

Namun, para pengkritik Assange mengatakan, kekhawatiran soal ekstradisi ke AS tidak berdasar dan menuduhnya mencoba menhindari hukum.

Di sisi lain, Assange mendapatkan dukungan dari para pendukung Donald Trump, setelah sejumlah institusi pemerintah mulai menyelidiki sang presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com