Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara di 2019: Antara Denuklirisasi dan Reunifikasi

Kompas.com - 31/12/2018, 23:43 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Progres Reunifikasi Dua Korea

Berbanding terbalik dengan proses denuklirisasi yang terkesan mandeg, progres justru terlihat dalam hubungan antara Korea Utara dengan tetangganya, Korea Selatan.

Perkembangan hubungan antara kedua Korea tak lepas dari pertemuan Presiden Korsel Moon Jae-in dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un selama 2018 yang tercatat terjadi sebanyak tiga kali.

Setelah dua pertemuan pertama yang dilangsungkan di zona demiliterisasai Panmunjom, pertemuan terakhir yang berlangsung selama tiga hari pada 18-20 September digelar di Pyongyang.

Namun rencana kunjungan balasan Kim ke Seoul belum terlaksana hingga saat ini, meski sebelumnya sempat gencar diberitakan bahwa pemimpin Korut tersebut akan berkunjung sebelum tahun 2018 usai.

Terlepas dari rencana kunjungan Kim ke Seoul yang tertunda, selama 2018 telah banyak perkembangan yang terjadi antara kedua Korea dengan tujuan reunifikasi dan mengakhiri kesepakatan gencatan senjata 1953 dengan pakta perdamaian.

Melunaknya hubungan antara dua Korea yang sempat berkonflik dalam Perang Korea pada 1950-1953 tersebut mulai terlihat dengan diturunkannya kontingen Korea Bersatu dalam ajang Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan di bulan Februari.

Juga dalam perhelatan Asian Games di Indonesia, pada bulan Agustus, meski hanya untuk beberapa cabang olahraga.

Pyongyang dengan Seoul juga telah melakukan sejumlah upaya dalam mengurangi ketegangan di zona demiliterisasi, mulai dari menghapus ranjau, pelucutan senjata pasukan perbatasan, menghapus pos penjagaan, serta membangun jalur penghubung.

Terakhir kali, tim survei dari Seoul telah merampungkan misi pemeriksaan jalur kereta api di sepanjang perbatasan wilayah Korea Utara, untuk kemudian membangun perlintasan kereta yang menghubungkan kedua Korea.

Puncak dari segala progres yang terjadi tentunya adalah harapan akan terciptanya perdamaian di Semenanjung Korea, di mana kedua negara pada dasarnya masih berperang usai penandatanganan perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953.

Selain Korea Utara dan Selatan, perjanjian tersebut turut ditandatangani oleh wakil China dan Amerika Serikat.

Kondisi tersebut membuat tercapainya perdamaian melalui pengakhiran Perang Korea dengan perjanjian damai sedikit sulit dicapai karena juga harus melibatkan Washington dan Beijing.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com