Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara di 2019: Antara Denuklirisasi dan Reunifikasi

Kompas.com - 31/12/2018, 23:43 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

 

Denuklirisasi dan Reunifikasi di 2019

Kini, bagaimanakah kemungkinan tercapainya denuklirisasi dan reunifikasi di Semenanjung Korea pada 2019? Dapatkah perdamaian terwujud antara kedua Korea?

Menurut Joseph R DeTrani, mantan utusan khusus AS untuk negosiasi dengan Korea Utara, harapan dalam negosiasi denuklirisasi ada pada rencana pertemuan kedua antara Ketua Kim dengan Presiden Trump di awal 2019.

Disampaikan DeTrani, dalam tulisannya yang dimuat dalam The National Interest, para negosiator dari kedua negara harus bertemu secara rutin untuk dalam menyusup rencana yang pada akhirnya bertujuan untuk denuklirisasi dengan imbalan jaminan keamanan dan bantuan pembangunan ekonomi.

"Proses ini mungkin memerlukan pendirian kantor penghubung di ibu kota masing-masing dan deklarasi AS untuk mengakhiri Perang Korea."

"Korea Utara kemudian dapat memberikan deklarasi yang mencantumkan semua senjata dan fasilitas nuklirnya, serta menyetujui protokol verifikasi yang mengizinkan pengawan Badan Energi Atom Internasional untuk mengunjungi lokasi nuklir Korea Utara."

"Dengan ini, selanjutnya Amerika Serikat akan mencabut sanksi yang dipilih. Hal ini akan menjadi sebuah kemajuan," ujarnya.

Pendapat berbeda disampaikan Jieun Baek, seorang pengamat Korea Utara dan penulis buku "Revolusi Tersembunyi Korea Utara".

Menurut Baek, Korea Utara tidak akan menyerahkan persenjataan nuklinya pada 2019, pun tidak dalam waktu dekat.

"Pada intinya adalah Kim Jong Un tidak akan menyerahkan senjata nuklirnya pada 2019, atau dalam waktu dekat."

"Dia mungkin membuat sebuah konsesi kecil, atau jika bisa disebut serampangan, untuk membuat seolah dia sedang bekerja sama dengan AS."

"Tetapi saya sangat percaya bahwa dia tidak akan berkomitmen untuk mengimplementasikan dan atau menyelesaikan denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dikembalikan pada 2019," kata Baek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com