Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta tentang Hosho, Kapal Induk Pertama di Dunia

Kompas.com - 27/12/2018, 15:46 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Hosho dilengkapi dengan jaring yang digunakan sebagai penghalang tabrakan.

Penghalang ini dimaksudkan untuk mencegah pesawat pendarat bertabrakan dengan pesawat yang bersiap untuk lepas landas, dan menghentikan mereka agar tidak jatuh. Penghalang dioperasikan secara hidrolik.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kapal Induk Pertama Dunia Mulai Beroperasi

4. Pertempuran 1932

Hosho pertama kali terlibat pertempuran pada 1932 ketika membantu pesawat tempurnya di dekat Shanghai, China. Kemudian, melanjutkan pertempuran selama Perang China-Jepang.

Ketika Perang Dunia ke II, Hosho berfungsi terutama sebagai pembawa pelatihan, dan dilengkapi dengan dek penerbangan sekitar 180 meter dengan senjata anti-pesawat yang ditingkatkan.

5. Mendapat petisi karena kuno

Sebenarnya, ketika Perang Dunia II, Hosho dianggap sebagai barang tua dan ketinggalan zaman karena banyak kapal induk dengan teknologi canggih yang dibangun.

Bisa dikatakan, kapal induk ini kalah dalam hal peralatan.

Beberapa pejabat militer mengajukan petisi agar kapal itu pensiun dan digunakan sebagai kapal pelatihan.

Namun, Angkatan Darat Jepang tidak memiliki kapal induk, dan Hosho tetap digunakan untuk mendukung beberapa operasi.

Baca juga: Storm, Kapal Induk Rusia yang Didesain Menampung hingga 100 Pesawat

6. Berubah fungsi

Setelah perang, Hosho berfungsi sebagai transportasi pemulangan untuk mengambil prajurit dan warga sipil Jepang yang ditempatkan di luar negeri dan mengembalikan mereka ke Jepang.

Secara total, kapal induk melakukan sembilan perjalanan repatriasi sebelum 15 Agustus 1946 dan mengangkut sekitar 40.000 penumpang.

Hosho dipindahkan ke Kementerian Dalam Negeri Jepang pada 31 Agustus untuk dibuang. Dia dibuang di Osaka dari 2 September 1946 hingga 1 Mei 1947 oleh Perusahaan Pembuatan Kapal Kyôwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com