KOMPAS.com - Dalam dunia militer modern, kapal induk memiliki peran yang penting. Selain sebagai tempat singgah untuk pesawat, kapal induk juga berfungsi sentral untuk operasi-operasi angkatan laut suatu negara.
Maka dari itu, penting bagi suatu negara untuk memperbarui sistem persenjataan untuk menjaga pertahanan dan keamanan.
Kondisi ini begitu diperhatikan oleh Rusia yang membangun sebuah kapal induk terbaru. Rencananya, kapal ini akan menjadi kapal induk terbesar dunia.
Rusia sebelumnya memang sudah memiliki kapal induk Admiral Kuznetsov yang hanya mampu menampung sekitar 30 pesawat. Namun, kapal induk ini berusia lebih dari 30 tahun dan sudah tak layak untuk digunakan.
Oleh karena itu, pentingnya memperbarui kapal induk dengan fitur yang lebih modern. Kondisi ini ditambah dengan situasi geopolitik dunia yang tidak stabil.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kapal Induk Pertama Dunia Mulai Beroperasi
Dilansir dari Russia Beyond the Horizon, kapal ini akan mirip dengan kapal pengangkut Amerika Serikat, USS Gerald R Ford yang merupakan kapal induk dengan klasifikasi "supercarrier" bobotnya lebih dari 70.000 ton.
Pembangunan kapal induk ini menguras biaya sekitar 1,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 23 triliun) hingga 5,63 miliar dollar AS (sekitar Rp 72 triliun) dan pengembangannya akan memakan waktu sekitar 10 tahun.
Rencananya, kapal induk Storm akan dimasukkan ke dalam ke dalam program persenjataan negara periode 2019 – 2025. Kapal tersebut akan mulai dioperasikan angkatan laut pada 2030 dan berada di Pangkalan Severomorsk (1.880 km di utara Moskwa).
Storm akan memiliki dek yang sepenuhnya terbuka, berbeda dengan Admiral Kuznetsov yang dilindungi artileri.
Kapal ini akan dipandu dan dilindungi seperti seluruh 19 kapal induk Amerika dengan skuadron yang komplet dengan kapal perang dan kapal selam.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan