TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan keberadaan militer Amerika Serikat ( AS) di Suriah sudah menyebabkan ketidakstabilan dan rasa tidak aman di kawasan.
Pernyataan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Ghasemi seperti dilansir kantor berita AFP Sabtu (22/12/2018).
Baca juga: Pertanyaan Erdogan Ini Buat Trump Tarik Pasukan dari Suriah
"Keberadaan pasukan AS sejak awal, pada prinsipnya, sudah salah dan merupakan tindakan yang tidak logis," kata Ghasemi di akun Telegramnya.
Garda Revolusi Iran menempatkan kontingen komandan dan penasihat di Suriah dalam rangka menopang Presiden Bashar al-Assad, dan juga ribuan milisi dari berbagai negara.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengumumkan bakal menarik sekitar 2.000 personel yang ditempatkan di Suriah sejak 2015.
Dalam video di Twitter, presiden dari Partai Republik itu menjelaskan Negeri "Uncle Sam" itu telah memperoleh kemenangan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Trump berkata keputusan untuk memanggil pulang pasukan AS dari Suriah sudah ada dalam benaknya selama beberapa tahun terakhir.
Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu menuturkan ISIS merupakan musuh lokal Iran, Suriah, maupun Rusia. Namun AS-lah yang mengalahkan kelompok itu bagi mereka.
"AS seharusnya tak menjadi polisi di Timur Tengah. Mengorbankan uang dan nyawa namun tak mendapat apa-apa. Apakah kami ingin pasukan itu berada di sana selamanya?" tanya Trump.
Presiden dari Partai Republik itu mengklaim banyak negara termasuk Rusia dan Iran tidak senang dengan keputusannya memulangkan pasukan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan