Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2020, 17:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasukan Luar Angkasa AS (Space Force) menyatakan, satelit Rusia memperlihatkan "perilaku tak biasa dan mencurigakan" dengan menguntit satelit mereka.

Jenderal John Raymond, kepala operasi sekaligus komandan komando luar angkasa AS menyebut Moskwa meluncurkan satelit yang "menelurkan satelit anak" November lalu.

Secara aktif, satelit Rusia itu bermanuver di dekat satelit AS, yang pergerakannya hampir sama dengan satelit yang diluncurkan pada 2017, dan bergerak "mengawasi".

Baca juga: Trump Perintahkan Pentagon Bentuk Komando Luar Angkasa

Komentar Jenderal Raymond merupakan pernyataan resmi pertama Pasukan Luar Angkasa, angkatan baru yang dibentuk di dalam miltiter AS pada Desember lalu.

Cabang militer keenam dalam angkatan bersenjata Negeri "Uncle Sam" itu adalah jawaban dari fokus sekaligus kekhawatiran Washington akan aktivitas musuh di angkasa luar.

Pemerintahan Presiden Donald Trump meminta anggaran 18 miliar dollar AS, sekitar Rp 246 triliun, untuk aktivitas Pasukan Luar Angkasa maupun aktivitas angkasa lain.

Majalah TIME dikutip CNN Senin (10/2/2020) melaporkannya pertama kali, dengan Kremlin melalui kantor berita TASS merespons satelit yang dimaksud diluncurkan Desember lalu.

"Eksperimen ini dilakukan untuk memberikan penilaian terkait kondisi teknis dari satelit domestik kami," terang Kementerian Pertahanan Rusia.

Raymond menuding Negeri "Beruang Merah" telah mengubah angkasa luar menjadi medan perang dengan kebijakan yang mereka lakukan.

"Aksi seperti itu di domain lainnya juga dapat diinterpretasikan sebagai tindakan ancaman yang potensial." Jelas Raymond.

Jenderal 58 tahun itu menuturkan bahwa aksi Kremlin bisa menciptakan situasi berbahaya, di mana pihaknya menemukan aktivitas tersebut perlu mendapat perhatian.

Raymond juga mencatat, ada satelit Rusia yang menunjukkan karakteristik sebagai senjata saat meluncurkan proyektil berkecepatan tinggi pada 2017.

Washington mengaku sudah membahasnya di konferensi pelucutan senjata PBB pada 2018, melalui Asisten Menteri Luar Negeri Bidang Verifikasi dan Kepatuhan Pengendalian Senjata, Yleem DS Poblete.

Dia menerangkan bahwa pergerakan satelit Rusia di orbit tidak sesuai dengan yang dia lihat berdasarkan situasi di luar angkasa.

"Apa yang sudah dikatakan Rusia baik secara publik maupun dalam diplomasi bisa jadi berbeda jika melihat pergerakan luar angkasa mereka," papar Poblete.

Baca juga: Trump Tandatangani Aturan Pembentukan Pasukan Luar Angkasa AS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com