WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasukan Luar Angkasa AS (Space Force) menyatakan, satelit Rusia memperlihatkan "perilaku tak biasa dan mencurigakan" dengan menguntit satelit mereka.
Jenderal John Raymond, kepala operasi sekaligus komandan komando luar angkasa AS menyebut Moskwa meluncurkan satelit yang "menelurkan satelit anak" November lalu.
Secara aktif, satelit Rusia itu bermanuver di dekat satelit AS, yang pergerakannya hampir sama dengan satelit yang diluncurkan pada 2017, dan bergerak "mengawasi".
Baca juga: Trump Perintahkan Pentagon Bentuk Komando Luar Angkasa
Komentar Jenderal Raymond merupakan pernyataan resmi pertama Pasukan Luar Angkasa, angkatan baru yang dibentuk di dalam miltiter AS pada Desember lalu.
Cabang militer keenam dalam angkatan bersenjata Negeri "Uncle Sam" itu adalah jawaban dari fokus sekaligus kekhawatiran Washington akan aktivitas musuh di angkasa luar.
Pemerintahan Presiden Donald Trump meminta anggaran 18 miliar dollar AS, sekitar Rp 246 triliun, untuk aktivitas Pasukan Luar Angkasa maupun aktivitas angkasa lain.
Majalah TIME dikutip CNN Senin (10/2/2020) melaporkannya pertama kali, dengan Kremlin melalui kantor berita TASS merespons satelit yang dimaksud diluncurkan Desember lalu.
"Eksperimen ini dilakukan untuk memberikan penilaian terkait kondisi teknis dari satelit domestik kami," terang Kementerian Pertahanan Rusia.
Raymond menuding Negeri "Beruang Merah" telah mengubah angkasa luar menjadi medan perang dengan kebijakan yang mereka lakukan.
"Aksi seperti itu di domain lainnya juga dapat diinterpretasikan sebagai tindakan ancaman yang potensial." Jelas Raymond.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan