Mandela aktif terlibat dalam gerakan anti-apartheid dan bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1942.
Di ANC, ada sekelompok kecil pemuda Afrika yang bersatu, menyebut diri sebagai Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika (ANCYL).
Mandela menikah dengan Evelyn Ntoko Mase, seorang perawat, pada 1944. Keduanya dikaruniai 4 orang anak. Namun, keduanya bercerai pada 1958.
Pada 1949, ANC resmi mengadopsi metode liga pemuda dalam mendorong gerakan akar rumput masal untuk menggelar boikot, pemogokan, pembangkangan, dan tidak bekerja sama.
Gerakan itu bertujuan mencapai kebijakan kewarganegaraan penuh, redistribusi tanah, hak-hak serikat pekerjaan, dan pendidikan gratis serta wajib bagi semua anak.
Selama 20 tahun, Mandela mengarahkan tindakan damai, tanpa kekerasan, menentang pemerintah Afrika Selatan dan kebijakan rasialnya.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Gianni Versace, Pendiri Rumah Mode Versace
Dia mendirikan firma hukum Mandela and Tambo, bermitra dengan Oliver Tambo, rekan mahasiswanya cemerlang di Fort Hare.
Firma tersebut menyediakan layanan hukum gratis dan berbiaya rendah bagi orang kulit hitam. Pada 1956, Mandela dan 150 orang lainnya ditankap atas tuduhan berkhianat.
Rumah tangganya retak dan berakhir dengan perceraian pada 1996.
Pada 1961, Mandela ikut mendirikan Umkhonto we Sizwe atau MK, sebuah cabang bersenjata ANC yang bertugas menyabotase dan menggunakan taktik perang gerilya untik mengakhiri apartheid.
Dia mengatur pemogokan pekerja nasional selama tiga hari. Dia kembali memimpin aksi serupa pada tahun berikutnya dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Pada 1963, Mandela diseret ke pengadilan lagi.
Kali ini, dia dan 10 pemimpin ANC lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena pelanggaran politik, termasuk sabotase.
Selama 27 tahun, Mandela menghabiskan waktunya dengan mendekam di penjara, dari November 1962 sampai Februari 1990.