Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Venezuela, Jerman hingga Yunani Juga Pernah Alami Hiperinflasi

Kompas.com - 24/09/2018, 13:20 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

4. Jerman (1923)

Inflasi harian: 21 persen

Harga naik dua kali lipat setiap 3 hari, 17 jam.

Setelah Perang Dunia I berakhir pada 1918, Jerman dililit utang dan biata pembangunan.

Akibatnya, pemerintah mulai mencetak uang baru untuk membeli mata uang dan membayar utang. Di saat semakin banyak uang dicetak, maka nilai malah makin merosot.

Krisis semakin  buruk ketika Jerman telat membayar utang pada 1923 yang memicu Belgia dan Perancis menduduki Lembah Ruhr, pusat industri Jerman.

Kedua negara itu berniat menyita aset Jerman untuk membayar utang. Situasi ini memicu pemogokan kerja dan terhentinya produksi.

Pada Oktober 1923, angka inflasi melejit mencapai 29.500 persen sebulan dengan harga bahan pokok naik dua kali lipat setiap tiga hari.

Pada Januari 1923, harga roti masih 250 mark tetapi pada November harga roti menjadi 200 juta mark.

Baca juga: 100 Tahun Perang Dunia I Diperingati di Berbagai Negara

Krisis ini bahkan menimbulkan banyak anekdot misalnya seseorang meninggalkan koper berisi uang tanpa dijaga, kemudian dia mendapati pencuri mengambil koper tetapi meninggalkan uangnya.

Kisah lain misalnya, seorang ayah pergi ke Berlin untuk membeli sepatu, tetapi sesampainya di sana dia mengetahui uangnya hanya cukup untuk secangkir kopi dan tiket bus untuk pulang.

Akhir tahun 1923, pemerintah Jerman memperkenalkan mata uang baru, rentenmark yang didukung ketersediaan lahan pertanian.

Ekonomi menjadi lebih stabil setelah negara-negara kreditur sepakat untuk merestrukturisasi utang perang Jerman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com