Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ancam "Shutdown" jika Kebijakan Imigrasinya Tak Didukung

Kompas.com - 30/07/2018, 12:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan ancaman jelang tenggat waktu anggaran yang bakal habis September nanti.

Dilansir CNN Minggu (29/7/2018), Trump mengancam bakal membekukan sementara pemerintahannya (shutdown) melalui kicauan di Twitter.

Ancaman itu dilontarkan jika dia tidak mendapat dukungan dari kebijakan imigrasi seperti pembangunan tembok perbatasan.

Baca juga: Trump: Kalau Kita Tidak Mengubahnya, Lebih Baik Shutdown

Dalam kicauannya, Trump menyatakan bakal melakukan shutdown jika Demokrat tak menyingkirkan hukum imigrasi seperti Lottery, Catch & Release.

"Sudah saatnya diberlakukan hukum imigasi yang pantas! Kami butuh orang hebat untuk datang ke AS!" ujar Trump du Twitter.

Sejak berkuasa pada Januari 2017, Trump sudah sering mengancam bakal membekukan pemerintahan jika tembok di selatan AS tak didukung.

Pada Mei lalu, presiden 72 tahun itu sudah menyatakan bakal "menutup AS untuk sementara" jika Kongres tidak mendukung rencananya.

"Mereka (Kongres) tidak ingin tembok pembatas. Saya rasa kami bakal mendapatkannya jika harus menutup negara untuk sementara," ungkapnya.

Maret, Kongres menyetujui pengeluaran pemerintah hingga September yang hendak diveto Trump karena tak memuat pembangunan tembok.

Meski akhirnya menyetujui, presiden ke-45 AS itu menyuarakan ketidaksenangannya terhadap Kongres. "Saya tidak akan pernah lagi meneken lagi anggaran seperti ini," ancamnya.

Jika Trump merealisasikan ancamannya, maka AS bakal mengalami shutdown untuk kali ketiga sepanjang 2018 ini.

Shutdown pertama terjadi ketika Trump baru merayakan satu tahun pertamanya menjadi presiden karena Demokrat dan Republik berselisih paham soal migran anak.

Kemudian shutdown kedua terjadi pada Februari tatkala Senator asal Kentucky, Rand Paul, memveto APBN AS.

Dalam pidatonya jelang pemungutan saat itu, Paul menyatakan selama ini Republik selalu mengkritik anggaran yang diajukan mantan Presiden Barack Obama.

Baca juga: Setahun Pertama Trump, AS Terancam Shutdown

Namun, mereka diam saja ketika Trump mengajukan anggaran yang sama besarnya. Bujet bisa semakin meningkatkan utang AS menjadi 20 triliun dolar AS.

"Bukankah, ini yang merupakan definisi dari kemunafikan?" kecam Paul. "Saya tidak bisa diam saja ketika melihat partai saya mendukung hal ini," lanjutnya.

Dalam kicauannya di Twitter, Paul mengatakan bahwa menginginkan AS menjadi negara terkuat.

"Namun, Anda harus menanyakan kepada diri Anda, apakah defisit 20 triliun dolar AS membuat kita menjadi negara terkuat, atau terlemah," tutur Paul.

Untuk mengantisipasi ancaman Trump, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengumumkan mereka bakal menangguhkan reses mereka di Agustus.

McConnell berkata pada Juni mereka membutuhkan tambahan waktu untuk membahas anggaran yang diajukan rezim Trump.

Senator Ron Johnson berujar shutdown tidak akan membantu Republik jelang pemilu legislatif November nanti.

"Saya tidak berpikir pemerintah bakal melakukannya. Jadi, biarkami kami mencoba untuk menghindarinya," kata Johnson dilansir CBS.

Baca juga: Karena 1 Senator, AS Kembali Shutdown

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com