Beberapa bulan kemudian, Komite Penyelamat Internasional (IRC) menggelar survei terhadap 190 perempuan di Dara'a dan Quneitra.
Hasilnya, 40 persen dari responden menyatakan mengalami pelecehan seksual ketika berusaha mengambil bantuan.
Laporan itu dipaparkan dalam pertemuan antara organisasi internasional dan badan PBB di Amman, Yordania, pada 15 Juli 2015.
Sebagai hasil dari pertemuan itu, beberapa organisasi mulai memperketat prosedur penyaluran bantuan mereka.
Namun, ada juga yang memilih untuk tidak menanggapi. Spencer berkata, mereka lebih memilih menutup mata supaya tetap mengirim bantuan ke selatan Suriah.
Spencer menjelaskan, eksploitasi seksual terhadap perempuan sudah terjadi sejak perang saudara di Suriah meletus pada 2011.
"Namun, selama tujuh tahun terakhir, mereka lebih memilih untuk tidak mempedulikannya," kecam Spencer.
Baca juga : Sekjen PBB Desak Pelaksanaan Resolusi Gencatan Senjata di Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.