JENEWA, KOMPAS.com - Dewan Keamanan PBB telah meloloskan resolusi seruan gencatan senjata selama 30 hari di kawasan Ghouta Timur, Suriah dalam voting pada Sabtu (24/2/2018). Namun resolusi tersebut belum diterapkan rezim Suriah.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut upaya Dewan Keamanan PBB dengan menyerukan gencatan senjata patut mendapat pujian, namun dia juga mengatakan, resolusi hanya akan bermakna jika diterapkan secara efektif.
"Resolusi Dewan Keamanan hanya akan menjadi bermakna apabila telah diterapkan secara efektif. Karena itulah saya mengharapkan agar resolusi ini segera dilaksanakan dan dipertahankan," kata Guterres saat pembukaan sidang ke-37 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Senin (26/2/2018).
Dilansir dari AFP, dalam kesempatan yang sama, Kepala Dewan HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein menyebutkan, Suriah, dan zona konflik lainnya, telah menjadi rumah pembantaian manusia paling besar.
Baca juga: Turki Desak Iran dan Rusia Bujuk Suriah Hentikan Bombardir di Ghouta
Atas usulan gencatan senjata di Suriah, Zeid memperingatkan kepada semua pihak untuk lebih waspada.
"Resolusi ini harus dilihat dengan latar belakang tujuh tahun kegagalan untuk menghentikan aksi kekerasan, tujuh tahun berlangsungnya pembunuhan massal yang mengerikan dan tidak ada hentinya," kata Zeid.
Rezim Suriah telah melancarkan serangan dan bombardir wilayah Ghouta Timur sejak 18 Februari lalu. Selama sepekan lebih, serangan ke kawasan kantung yang dikuasai pemberontak tersebut telah menimbulkan korban tewas lebih dari 500 warga sipil.
Pada Senin, setidaknya 10 warga sipil, dengan sembilan di antaranya berasal dari satu keluarga, kembali menambah panjang daftar korban tewas, setelah sebuah serangan pemboman yang menghancurkan sebuah bangunan di Douma.
Zeid berulang kali menyampaikan kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam mengatasi konflik di Suriah dan membawanya ke pengadilan pidana internasional.
Baca juga: Suriah Jadi Ladang Uji Coba Teknologi Senjata Militer Rusia
Dewan Keamanan dianggap tak mampu bertindak atas hak veto yang dimiliki beberapa anggota tetapnya dan menyebut mereka bertanggung jawab atas penderitaan warga Suriah yang berkelanjutan.
"Sekarang waktunya, demi cinta kasih, kepada China, Rusia dan AS, untuk mengakhiri menggunakan hak veto yang merugikan," kata Zeid.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.