Salin Artikel

Demi Bantuan, Perempuan Suriah Dieksploitasi secara Seksual

Sebab, anggapan yang beredar, mereka harus bersedia berhubungan seks untuk ditukar dengan bantuan seperti makanan.

Dikutip BBC Selasa (27/2/2018), kabar bahwa para perempuan itu mengalami pelecehan seksual terjadi di kawasan selatan Suriah.

Fakta itu tersaji pada sebuah laporan bernama "Suara dari Suriah 2018" yang dibuat oleh Badan PBB untuk Dana Populasi (UNFPA) pada 2017.

Dalam laporan setebal 158 halaman tersebut, dipaparkan modus dari pelaku yang menyalurkan bantuan.

Dari berbagai cerita yang dikumpulkan, pelaku bakal meminta nomor telepon, atau berhubungan badan sebagai ganti bantuan kemanusiaan.

"Para perempuan yang tidak dilindungi oleh pria, seperti misalnya janda, sangat rentan menjadi korban pelecehan seksual," ujar UNFPA.

Diwartakan BBC, PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan menyatakan tidak menyadari adanya pelecehan seksual yang dilakukan badan pembantu yang ditunjuk di kawasan tersebut.

Namun, seorang pekerja kemanusiaan yang tidak ingin dipublikasikan berkata, sebenarnya beberapa organisasi sudah menyadari akan kondisi tersebut.

Namun, mereka memilih untuk menutup mata. Sebab, menggunakan jasa pihak ketiga atau orang lokal merupakan satu-satunya cara agar bantuan bisa menembus beberapa tempat berbahaya di Suriah.

"Ada beberapa kawasan di Suriah yang tidak dapat dimasuki oleh staf kemanusiaan," ujar pekerja tersebut.

Danielle Spencer, konsultan yang bekerja pada sebuah yayasan mengatakan, kabar eksploitasi seksual itu bukanlah hal baru.

Pertama kali dia mendengar berita itu adalah dari sekumpulan pengungsi Suriah di kamp penampungan Yordania, Maret 2015.

"Para pekerja lokal itu sengaja menahan bantuan, dan menjadikannya tawaran untuk berhubungan seks," beber Spencer.

Spencer melanjutkan, aksi itu seakan menjadi kebiasaan. Para perempuan tersebut tidak mempunyai pilihan selain menuruti keinginan pelaku.

Beberapa bulan kemudian, Komite Penyelamat Internasional (IRC) menggelar survei terhadap 190 perempuan di Dara'a dan Quneitra.

Hasilnya, 40 persen dari responden menyatakan mengalami pelecehan seksual ketika berusaha mengambil bantuan.

Laporan itu dipaparkan dalam pertemuan antara organisasi internasional dan badan PBB di Amman, Yordania, pada 15 Juli 2015.

Sebagai hasil dari pertemuan itu, beberapa organisasi mulai memperketat prosedur penyaluran bantuan mereka.

Namun, ada juga yang memilih untuk tidak menanggapi. Spencer berkata, mereka lebih memilih menutup mata supaya tetap mengirim bantuan ke selatan Suriah.

Spencer menjelaskan, eksploitasi seksual terhadap perempuan sudah terjadi sejak perang saudara di Suriah meletus pada 2011.

"Namun, selama tujuh tahun terakhir, mereka lebih memilih untuk tidak mempedulikannya," kecam Spencer.

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/27/15594551/demi-bantuan-perempuan-suriah-dieksploitasi-secara-seksual

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke