Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Operasi K, Serangan Kedua Jepang ke Pearl Harbor

Kompas.com - 26/02/2018, 17:55 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Tiap pesawat dibekali empat bom yang masing-masing berbobot 250 kilogram dan mereka menemuh jarak 3.100 kilometer menuju ke French Frigate Shoal.

Setelah tiba di tujuan dan mengisi ulang bahan bakar, keduanya terbang menuju Pearl Harbor yang berjarak 900 kilometer.

Salah satu misi kedua pesawat itu adalah menyerang galangan 10-10 tempat Amerika memperbaiki kapal-kapal perangnya yang rusak.

Petinggi militer Jepang merencanakan pengeboman pertama akan dilakukan pada tengah malam. Namun, rencana menghancurkan galangan 10-10 gagal karena cuaca buruk di Pearl Harbor.

Baca juga : Serangan ke Pearl Harbor dalam Kenangan Veteran AL Jepang

Buruknya cuaca ini memicu serangkaian kesalahan dalam misi tersebut. Kapal selam I-23 milik Jepang  yang seharusnya mengarahkan kedua pesawat amfibi itu ke sisi selatan Pulau Oahu malah hilang sejak 14 Februari.

Tak hanya itu,  tim radar AS di Hawaii menangkap kedatangan pesawat-pesawat Jepang itu di layar mereka.

Para kru radar yang adalah para perempuan itu sudah bekerja keras selama 12 pekan sejak serangan Pearl Harbor dan mereka langsung merespon saat melihat pesawat musuh di layar radar.

Lampu-lampu sorot berkekuatan tinggi dinyalakan, pesawat tempur langsung diterbangkan, dan senjata-senjata anti-serangan udara langsung disiagakan.

Pada malam itu, amat gelap karena bulan tak bersinar ditambah hujan yang turun rintik-rintik, pesawat-pesawat tempur AS tak bisa menjatuhkan kedua pesawat Jepang itu meski sudah dibantu radar.

Namun, tanpa dukungan dari kapal selamnya yang hilang, para pilot Jepang itu hanya bisa menggunakan lampu mercu suar di Kaena Point sebagai penunjuk arah.

Komandan misi Letnan Hisao Hashizume memutuskan untuk memulai serangan dari sisi utara. Namun, buruknya peralatan komunikasi membuat pilot kedua Shosuke Sasao hanya memutari sisi utara Pulau Oahu.

Dalam cuaca  buruk, Letnan Hashizume hanya mampu melihat sebagian dari daratan Pulau Oahu. Meski demikian dia terpaksa menjatuhkan empat bom di Puncak Tantalus pada pukul 02.00 waktu setempat.

Keempat bom itu mendarat tak jauh dari SMA Roosevelt tetapi hanya mengakibatkan kerusakan ringan.

Sasao kemudian menjatuhkan empat bom yang dibawa dalam pesawatnya ke laut tak jauh dari Pearl Harbor sebelum kembali terbang ke Atol Wotje.

Sedangkan Hashizume yang pesawatnya mengalami kerusakan di bagian lambungnya terbang ke pangkalannya di Atol Jaluit.

Akhirnya, Operasi K tak lebih dari sebuah kegagalan total karena sejak awal sudah tak berjalan sesuai dengan rencana.

Baca juga : Apakah AS Sengaja Biarkan Jepang Serang Pearl Harbor?

Selain hanya dua dari lima pesawat yang bisa digunakan, elemen kejutan juga tak bisa dipertahankan dalam misi ini.

Cuaca buruk juga memaksa para pilot Jepang menjatuhkan bom mereka tanpa melihat dengan jelas sasaran yang menjadi target.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com