WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam sebuah momen tak biasa di Gedung Putih pada Rabu (21/2/2018) mendengarkan curahan hati dari orangtua dan teman dari korban tewas insiden penembakan di SMA Florida.
Orangtua dan murid duduk di sekitar Trump. Dengan derai air mata, mereka mengungkapkan kesedihan dan amarah sekaligus meminta sang presiden berbuat lebih banyak memastikan keamanan sekolah.
"Tolong perbaiki," ujar Andrew Pollack sambil berdiri dan menceritakan putrinya bernama Meadow (18) yang menjadi salah satu dari 17 korban tewas di SMA Marjory Stoneman Dougkas, Parkland, Florida, dalam peristiwa penembakan pekan lalu.
"Sudah ada insiden penembakan di sekolah dan seharusnya kita bisa memperbaikinya. Saya kesal," tambahnya.
"Anda pasti tidak ingin menjadi diriku, tak ada orangtua yang berharap begitu," kata Nicole Hockley, ibu dari murid usia 6 tahun yang terbunuh dalam penembakan di SD Sandy Hook pada 2012.
Baca juga: Gelombang Aksi Pelajar di Seluruh AS Tuntut Pengetatan Aturan Senjata
Orangtua lainnya, Cary Gruber, menceritakan putranya yang mengirimkan pesan kepadanya ketika penembak menyerang SMA Stoneman Douglas.
"Jika sesuatu terjadi, aku mencintaimu," begitulah pesan yang dikirimkan putra dari Gruber.
Dia meminta agar batasan usia pembelian senjata dinaikkan.
"Jika dia tidak cukup umur untuk beli minuman (alkohol), dia seharusnya juga tidak bisa membeli senjata pada usia 18 tahun," katanya.
Trump berjanji melakukan sesuatu untuk mengatasi situasi mengerikan tersebut yang terjadi di AS. Dia berharap dapat mengatasinya bersama dengan murid, guru, dan orangtua yang hadir di Gedung Putih.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.