Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2017, 14:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan usaha untuk bernegosiasi dengan Korea Utara (Korut) telah usai.

Trump menyampaikan dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Senin (6/11/2017).

Dikutip AFP, Trump menyatakan provokasi Pyongyang yang terus mengembangkan nuklir merupakan ancaman serius bagi dunia.

"Era 'kesabaran strategis' sudah usai," ujar Trump dalam konferensi pers di Istana Akasaka.

Kesabaran strategis yang dimaksud Trump adalah kebijakan untuk mengedepankan negosiasi dengan pemerintahan Kim Jong Un.

Trump berpendapat, selama ini Washington terkesan diam melihat Korut terus menguji coba rudal balistik yang bisa membawa hulu ledak nuklir.

Baca juga : Presiden Korsel: Korsel Tidak Akan Imbangi Korut dalam Senjata Nuklir

Terakhir, pada 6 September lalu, Korut meluncurkan rudal balistik yang diklaim memiliki teknologi bom hidrogen.

"Selama ini, orang melihat saya terlalu keras beretorika. Namun, coba lihat 25 tahun terakhir karena kami lembek," kata Trump.

Pernyataan ini memperkuat sikap Trump yang melihat satu-satunya solusi untuk menghentikan program nuklir Korut hanyalah lewat aksi militer.

Pentagon, melalui Laksamana Muda Michael Dumont, memberikan usul agar AS melancarkan invasi militer ke Pyongyang.

Dia memberikan rincian terkait apa yang akan terjadi pada jam-jam pertama invasi.

"Satu-satunya jalan untuk mencari dan menghancurkan semua komponen program senjata nuklir Korea Utara adalah lewat invasi darat," demikian tulis Laksma Dumont.

Baca juga : Pentagon: Hanya Invasi yang Bisa Hancurkan Program Nuklir Korut

Abe menimpali dengan menyatakan Jepang mendukung penuh kebijakan politik Trump.

Salah satunya dengan memberikan sanksi baru kepada Korut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com