Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2017, 13:43 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah hasil analisa Pentagon menyebut satu-satunya jalan untuk menghancurkan program senjata nuklir Korea utara adalah dengan melakukan invasi.

Laksamana Muda Michael Dumont menyampaikan hal ini mewakili kepala staf gabungan militer AS dalam sebuah surat kepada anggota Kongres Ted Lieu.

Dalam surat itu Dumont mengatakan, amat sulit untuk menghitung kemungkinan jumlah korban jika invasi dilakukan.

Dia juga memberikan sejumah rincian terkait apa yang akan terjadi dalam jam-jam pertama invasi.

Baca juga : Pentagon Yakin Bisa Lindungi AS dari Rudal Korut

"Satu-satunya jalan untuk mencari dan menghancurkan semua komponen program senjata nuklir Korea Utara adalah lewat invasi darat," demikian tulis Laksma Dumont.

Namun, terdapat sejumlah risiko jika invasi dilakukan termasuk serangan balasan Korea Utara dengan menggunakan senjata nuklir.

"Serangan nuklir bisa terjadi saat pasukan AS tengah berusaha melumpuhkan fasilitas yang berada jauh di bawah tanah," tambah Dumont.

Menanggapi surat dari Pentagon ini, anggota Kongres Ted Lieu, asal Partai Demokrat, mengatakan, usulan ini amat "mengganggu".

Dia memperingatian, sebuah konflik dengan Korea Utara bisa menghasilkan ratusan ribu bahkan jutaan orang tewas hanya dalam beberapa hari pertama perang.

"Perhitungan mereka mengabaikan apa yang kita ketahui selama ini yaitu tak ada opsi militer untuk Korea Utara," ujar Lieu.

Surat Pentagon itu dipublikasikan di saat Presiden AS Donald Trump memulai perjalanan dinasnya ke Asia, di mana masalah Korea Utara akan menjadi topik utama pembahasan.

Baca juga : Hacker Korea Utara Curi Rencana Perang AS dan Korea Selatan

Sebelumnya, Trump pernah berkata jika AS dipaksa membela diri atau sekutunya maka tak ada pilihan lain selain menghancurkan total Korea Utara.

"Presiden harus berhenti memberikan pernyataan porvokatif yang merusak opsi diplomatik dan meningkatkan risiko bagi personel militer AS," tambah Lieu.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com