Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2017, 21:07 WIB
EditorGlori K. Wadrianto

DAMASKUS, KOMPAS.com - Pemerintah Suriah tak lagi memiliki senjata kimia karena telah menyerahkan seluruh persenjataan yang ada saat terjadi kesepakatan di tahun 2013 silam.

Dengan demikian, tuduhan bahwa militer Suriah menggunakan senjata yang diduga mengandung zat sarin di Provinsi Idlib, hingga menewaskan puluhan warga, tidak berdasar.

Baca: Serangan Senjata Kimia Tewaskan 70 Orang di Idlib, Suriah

"Tidak ada perintah untuk melakukan serangan. Kami sudah menyerahkan semua persenjataan itu beberapa tahun lalu," kata Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Penegasan itu disampaikan Assad dalam wawancara khusus dengan AFP di Damaskus, yang dilansir Kamis malam (13/4/2017).

"Jika pun kami masih memiliki senjata semacam itu, kami tak akan menggunakannya," tegas Assad lagi.

Baca: Suriah Pakai Senjata Kimia, Menlu AS Sebut Rusia Gagal Pegang Komitmen

Di tahun 2013 tercapai kesepakatan perlucutan senjata kimia Suriah menyusul serangan yang dilakukan oleh negara itu. 

Presiden Amerika Serikat Barack Obama kala itu mengeluarkan ancaman serangan udara, namun tak pernah mewujudkan ancaman tersebut. 

Tak berpengaruh

Sementara itu, terkait serangan rudal-rudal tomahawk AS ke kawasan pangkalan udara Shayrat, di wilayah tenggara Provinsi Homs, Assad memastikan hal itu tak melumpuhkan kekuatan militer Suriah.

Assad bahkan menegaskan, militernya masih mampu melakukan serangan ke kelompok pemberontak.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan, serangan ke Suriah pekan lalu telah menghancurkan seperlima pesawat tempur milik pemerintah Suriah.

Baca:  Menhan AS: Serangan Tomahawk Hancurkan Seperlima AU Suriah

"Kekuatan tempur kami, kemampuan kami untuk menyerang teroris tak terpengaruh dengan serangan AS itu," kata Assad.

Penyelidikan

Dalam kesempatan wawancara ini pula, Assad menegaskan, dia hanya akan mengijinkan pihak penyelidik yang netral dan tak berpihak, untuk menyelidiki tuduhan penggunakan senjata kimia di negaranya.

"Kami hanya akan mengijinkan adanya penyelidikan jika pihak yang melakukannya tak berpihak," kata Assad.

"Kami harus memastikan bahwa tim penyelidik dalam delegasi itu datang dari negara-negara netral yang tak akan menggunakannya untuk kepentingan atau tujuan politik," tegas dia.

Sebelum pernyataan ini, negara sekutu Suriah, Rusia telah menggunakan hak veto terhadap sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Suriah bekerja sama dalam penyelidikan internasional terkait tuduhan tadi.

Baca: Untuk Kali Kedelapan, Rusia Veto Resolusi DK PBB Terkait Suriah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com