KOMPAS.com - Banyak orang yang secara langsung terkena dampak dari keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Perintah eksekutif yang ditandatangani pada Jumat (27/1/2017) pada intinya melarang masuknya pengungsi selama 120 hari, dan imigran dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim selama tiga bulan ke depan.
Ketujuh negara tersebut adalah Iran, Irak, Suriah, Sudan, Libia, Yaman, dan Somalia.
Fauzia Mohamud, adalah seorang perempuan pengungsi Somalia di Kenya, yang merasa terdampak kebijakan itu.
"Larangan ini menghancurkan semua harapan saya. Saya sangat khawatir hingga saya tak bisa makan. Saya tak tahu apa yang harus saya lakukan," kata Fauzia.
"Negara kami tidak aman, itulah sebabnya kami ada di sini, dan kami ingin memulai kehidupan baru di AS," kata dia.
"Saya diberi tahu bahwa permintaan untuk bermukim di AS sudah diterima, dan saya tadinya berharap sudah bisa menetap di sana dalam beberapa bulan ke depan," sambung dia.
"Kami mengira AS adalah satu-satunya negara yang akan memberi kesempatan untuk membangun kembali kehidupan kami. Sekarang, saya tak yakin apakah saya bisa menetap di sana," ujar Fauzia.
"Saya khawatir, saya akan menjadi sasaran teroris, tak ada lagi tempat yang aman di sini."
Selain Fauzia, ada pula Naveen, serorang perempuan transgender dari Irak
"Begitu saya tahu bahwa Presiden Trump menandatangani keputusan soal pembatasan imigrasi, saya langsung sadar bahwa mimpi saya telah hancur berkeping-keping," kta Naveen.
"Saya berharap mendapatkan kehidupan yang normal di AS, bisa merasa aman, bisa mendapatkan hak-hak dasar, tanpa merasa terancam," tuturnya.
"Orangtua saya ingin menghabisi saya. Saya sangat takut mereka akan tahu di mana posisi saya sekarang."
Begitu pula dengan Fuad Suleman, warga Irak yang pernah bekerja di proyek AS.
"Saya merencanakan kepindahan ke AS selama dua tahun. Saya menjual rumah dan seluruh harta yang saya miliki," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.