Sejumlah pengamat politik ketika itu menilai mustahil Trump dapat menjadi capres Partai Republik.
Bahkan, ketika survei menunjukkan Trump konsisten memimpin dan mulai meraih kemenangan di satu demi satu negara bagian, banyak pihak yang masih meremehkannya dan menganggap dia hanyalah "penyedap rasa" yang akan tumbang sendiri.
Namun, Trump telah mematahkan semua argumen konvensional itu dengan pencapaian sebagai "underdog" yang paling tidak terduga dalam sejarah politik modern Amerika Serikat.
Jalan menuju Gedung Putih akan terjal mengingat Trump sangat tidak populer di kalangan pemilih wanita dan minoritas. Dua kalangan itu merupakan blok pemilih krusial untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Survei terakhir CNN menunjukkan Hillary mengungguli Trump jauh dengan 13 poin, 54 persen berbanding 41 persen. Namun, pemilu masih berjarak enam bulan dan apa pun masih mungkin terjadi.
Diperkirakan keunggulan Hillary akan menipis mendekati hari-H. Persaingan ketat diprediksi akan mewarnai pertempuran untuk menggantikan Barack Obama di Gedung Putih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.