Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tuduh Rusia Lakukan "Pembersihan Etnis"

Kompas.com - 10/12/2015, 09:56 WIB
KOMPAS.com - Perdana Menteri Turki telah menuduh Rusia mencoba melakukan "pembersihan etnis" lewat serangan udaranya di utara Suriah.

Ahmet Davutoglu mengatakan kampanye yang dilakukan Rusia menjadikan komunitas Turkmen dan Suni di sekitar kawasan Latakia sebagai sasaran.

Hubungan antara Ankara dan Moskow sudah memburuk sejak Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia di perbatasan Suriah.

Presiden Vladimir Putin telah meminta para spesialis Inggris untuk membantu menganalisis rekaman pernerbangan pesawat itu dalam percakapan lewat telepon dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, kata Kremlin.

Turki bersikeras bahwa pesawat tempur F-16 mereka menembak pesawat Rusia Su-24 pada tanggal 24 November karena pesawat pengebom itu melanggar wilayah udaranya. Rusia membantah hal ini.

Berbahaya

"Rusia mencoba melakukan pembersihan etnis di Latakia utara untuk memaksa keluar semua penduduk Turkmen dan Suni yang tidak memiliki hubungan baik dengan rezim di Suriah," kata Davutoglu kepada wartawan di Istanbul hari Rabu (9/12).

Dia mengatakan serangan udara Rusia ini "memperkuat" kelompok militan yang menamakan dirinya Negara Islam (ISIS) di Suriah.

Rusia mengatakan pesawat pengebomnya menyerang ISIS serta kelompok-kelompok militan lainnya di Suriah, dengan membantu pasukan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Namun, para analis Barat dan sumber-sumber pemberontak Suriah mengatakan kebanyakan pengeboman yang dilakukan Rusia menargetkan kelompok-kelompok anti-Assad yang bukan militan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com