Khaled Asaad disandera sejak awal 2015 oleh ISIS setelah situs bersejarah yang masuk kategori warisan dunia oleh Unesco ini dikuasai militan tersebut.
Keluarga Khaled mengatakan bahwa pria berusia 82 tahun itu telah dipenggal kepalanya oleh militan ISIS, kata Direktur Balai Cagar Budaya Suriah, Maamoun Abdulkarim.
Khaled Asaad telah menghabiskan lebih dari 50 tahun bekerja di kawasan Palmyra sebagai penanggungjawab keberadaan barang-barang kuno.
Situs Palmyra dikenal sebagai situs kuno bersejarah yang bernilai penting di kawasan Timur Tengah.
Digantung
Pada Selasa (18/8/2015), Abdulkarim mengatakan, keluarga Khaled memberitahunya bahwa arkeolog itu telah dibunuh dan tubuhnya digantung di salah satu kolom di alun-alun utama Palmyra.
"Bayangkan saja, seorang sarjana yang mendedikasikan dirinya untuk menyelamatkan sejarah Palmyra, dipenggal kepalanya," kata Abdulkarim.
"Kehadiran para penjahat itu di kota ini adalah kutukan dan pertanda buruk bagi Palmyra," tambahnya.
Kelompok militan yang menyebut dirinya sebagai Negara Islam atau dulu ISIS itu menguasai sebagian daerah Suriah dan Irak.
Mereka berhasil menguasai Palmyra pada Mei lalu.
Kelompok ini sebelumnya telah menghancurkan reruntuhan kuno lainnya di Suriah dan Irak, tetapi tidak jelas berapa banyak kerusakan yang mereka perbuat terhadap situs Palmyra.
Badan PBB Unesco mengatakan kehancuran situs-situs bersejarah di Suriah dan Irak merupakan "kerugian yang sangat besar bagi kemanusiaan".
Pasukan Suriah telah berusaha mengusir kelompok militan ISIS dari beberapa wilayah dalam beberapa bulan terakhir, tetapi belum berhasil mengusir mereka dari Palmyra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.