Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2020, 21:31 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Seorang remaja berusia 17 tahun di Singapura ditahan setelah menyatakan dukungan terhadp Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kementerian Dalam Negeri (MHA) menerangkan dikutip SCMP Senin (10/2/2020), pemerintah mulai menginvestigasi anak itu pada September 2017, saat dia berusia 15 tahun.

Saat itu, si remaja mengunggah foto Presiden Singapura Halimah Yacob di media sosial, dan meminta ISIS untuk memenggalnya karena "kafir".

Baca juga: Keputusan Pemerintah Tak Pulangkan WNI Eks ISIS Diharapkan Tak Jadi Polemik

Anak itu teradikalisasi secara daring oleh kenalannya di luar negeri yang memperkenalkannya pada grup media sosial pro-kelompok teroris di 2017.

MHA menjelaskan dari grup tersebut, si bocah mendapatkan apa yang dia sebut "konten eksklusif", di mana dia menganggap grup itu membela Islam.

Selain itu berdasarkan keterangan pemerintah Negeri "Singa", pelaku menganggap ISIS kelompok kuat, dan memaklumi kekerasan yang mereka lakukan.

Otoritas sebenarnya sudah berusaha menyadarkan bocah yang tidak disebutkan identitasnya tersebut selama dua tahun terakhir. Namun, dia masih mendukung ISIS.

"Dia secara sadar mendukung kelompok itu melalui propaganda di media sosial dan melakukan segala yang diperintahkan ISIS," jelas MHA.

Bahkan ketika ISIS mulai kehilangan "kekhalifahan" mereka, yang puncaknya pada tahun lalu mereka dinyatakan kalah, remaja itu masih yakin dengan eksistensi mereka.

Meski begitu, otoritas Negeri "Singa" tidak menemukan bukti bahwa remaja itu tengah menyebarkan paham radikalnya ke orang lain.

Dewan Agama Islam Singapura (Muis) dalam keterangan resmi menuturkan, mereka menyangkal ideologi yang coba disebarkannya.

Remaja itu mengungkapkan bahwa Muslim tidak bisa hidup di negara sekular, dan seharusnya menyabet semua pejabat pemerintahan, hingga kepala negara.

"Komunitas Muslim Singapura adalah contoh nyata keyakinan hidup di multi-religi dan sekular, berkontribusi terhadap publik eecara keseluruhan," tegas Muis.

Baca juga: Mahfud Sebut Ada 689 WNI Diduga Teroris Lintas Batas dan Eks ISIS di Timteng

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com