Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/02/2020, 08:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

TEHERAN, KOMPAS.com - Setidaknya 210 orang dikabarkan menjadi korban meninggal di Iran karena virus corona, demikian keterangan sumber dari rumah sakit.

Dilansir BBC Persia Jumat (28/2/2020), kebanyakan korban berasal dari ibu kota Teheran, dan kota Qom yang dianggap sebagai lokasi penyebaran pertama.

Jika benar, angka korban meninggal virus corona di China hampir tujuh kali lipat dari yang dipaparkan pemerintah pada Jumat waktu setempat.

Baca juga: [POPULER INTERNASIONAL] Wakil Presiden Iran Positif Terjangkit Virus Corona | WNI di Wuhan Tak Terevakuasi Kecewa pada Pemerintah RI

Saat itu, Teheran mengumumkan bahwa 34 orang meninggal dengan 388 lainnya terinfeksi penyakit yang pertama kali terdeteksi di China.

Juru bicara kementerian kesehatan, Kianush Jahanpur, bersikukuh pihaknya sudah transparan dan menuding BBC telah menyebarkan kebohongan.

Pernyataan itu terjadi setelah sejumlah anggota parlemen dari Qom menuduh pemerintah menutup-nutupi kabar sebenarnya korban Covid-19.

Sementara Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan bahwa negara yang dipimpin Ayatollah Ali Khamenei itu tidak memberikan informasi penting.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam pernyataan kepada Kongres AS menuturkan, Gedung Putih sudah menawarkan bantuan kepada Iran.

Baca juga: Setelah Menteri, Wakil Presiden Iran Positif Terjangkit Virus Corona

"Infrstruktur kesehatan mereka kuno. Sampai saat ini, kesediaan mereka untuk berbagi informasi terkait apa yang terjadi... Iran belum kuat," kata Pompeo.

Juru bicara kementerian luar negeri Abbas Mousavi menolak penawaran tersebut, di mana mereka menyalahkan AS yang sudah memberikan sanksi dan tekanan.

"Klaim bantuan kepada Iran dari negara yang sudah menerapkan terorisme ekonomi dan memblokir rencana pembelian peralatan medis konyol dan permainan politik-psikologis," jelasnya.

Dalam kicauannya di Twitter, Jahanpur menyatakan publik diminta berdiam di rumah, menerapkan aturan ketat terkait lalu lintas.

Baca juga: Berjibaku Lawan Virus Corona, Iran Juga Berjuang Bangkit dari Gempa

Kemudian Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengumumkan, sekolah-sekolah di seluruh negeri bakal ditutup pada Sabtu (29/2/2020) sebagai pencegahan.

Dalam keterangannya di televisi nasional, Namaki menjelaskan mereka sudah mengalami pekan yang buruk, di mana puncak penyebaran bakal terjadi pekan depan.

Sementara anggota Dewan Teheran City mengemukakan kepada Ilna, jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 bisa meningkat 10.000-15.000 di pekan mendatang.

Kepala Program Darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr Michael Ryan menuturkan, tingginya angka kematian di Iran menunjukkan infeksinya sudah menyebar dari yang diperkirakan.

Dia mengatakan bahwa misi WHO bakal sampai paling lambat Senin (2/3/2020), di mana dia mengungkapkan ada masalah terkait akses ke Iran. Namun dia dibantu Uni Emirat Arab.

Baca juga: Dampak Virus Corona di Iran, Shalat Jumat Diliburkan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com