TEHERAN, KOMPAS.com - Setidaknya 210 orang dikabarkan menjadi korban meninggal di Iran karena virus corona, demikian keterangan sumber dari rumah sakit.
Dilansir BBC Persia Jumat (28/2/2020), kebanyakan korban berasal dari ibu kota Teheran, dan kota Qom yang dianggap sebagai lokasi penyebaran pertama.
Jika benar, angka korban meninggal virus corona di China hampir tujuh kali lipat dari yang dipaparkan pemerintah pada Jumat waktu setempat.
Saat itu, Teheran mengumumkan bahwa 34 orang meninggal dengan 388 lainnya terinfeksi penyakit yang pertama kali terdeteksi di China.
Juru bicara kementerian kesehatan, Kianush Jahanpur, bersikukuh pihaknya sudah transparan dan menuding BBC telah menyebarkan kebohongan.
Pernyataan itu terjadi setelah sejumlah anggota parlemen dari Qom menuduh pemerintah menutup-nutupi kabar sebenarnya korban Covid-19.
Sementara Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan bahwa negara yang dipimpin Ayatollah Ali Khamenei itu tidak memberikan informasi penting.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam pernyataan kepada Kongres AS menuturkan, Gedung Putih sudah menawarkan bantuan kepada Iran.
Baca juga: Setelah Menteri, Wakil Presiden Iran Positif Terjangkit Virus Corona
"Infrstruktur kesehatan mereka kuno. Sampai saat ini, kesediaan mereka untuk berbagi informasi terkait apa yang terjadi... Iran belum kuat," kata Pompeo.
Juru bicara kementerian luar negeri Abbas Mousavi menolak penawaran tersebut, di mana mereka menyalahkan AS yang sudah memberikan sanksi dan tekanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.