Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2020, 07:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Korban meninggal akibat virus corona melebihi 1.600 orang setelah pemerintah China melaporkan adanya 139 kasus kematian baru.

Dalam laporan harian terbaru, komisi kesehatan Provinsi Hubei juga mengumumkan adanya 1.843 kasus baru, dilansir AFP Minggu (16/2/2020).

Baca juga: Bank di China Semprot Uang Kertas dengan Disinfektan untuk Cegah Virus Corona

Kemudian sekitar 1.662 orang meninggal akibat virus corona yang pertama kali tercatat di ibu kota Hubei, Wuhan, pada Desember 2019 lalu.

Lebih dari 68.000 orang juga terinfeksi virus dengan nama resmi Covid-19 tersebut, di mana sebagian besar korban tercatat du Hubei.

Hubei sempat mengalami lonjakan angka baik korban meninggal maupun penularan pada Rabu (12/2/2020), setelah dilakukan metode baru mengenali penularan.

Teknik pengenalan itu mencakup diagnosa klinis melalui citra paru-paru, di mana lebih dari 14.000 orang masuk sebagai kasus baru.

Kemudian Rabu juga mencatatkan angka kematian harian tertinggi setelah lebih dari 200 meninggal akibat virus yang berasal dari Pasar Ikan Huanan di Wuhan tersebut.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam keterangan resmi menyatakan, kasus yang terjadi pada beberapa pekan sebelumnya bakal dihitung surut.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata, dia sudah meminta Beijing menyediakan detil bagaimana diagnosa dilakukan.

Benua Biru mengumumkan kasus kematian pertama melalui Perancis, di mana seorang turis asal China berusia 80 tahun meninggal.

Adapun pada Sabtu (15/2/2020), Beijing menuturkan bahwa uang kertas bakal disemprot disinfektan dan disimpan selama 14 hari sebelum kembali diedarkan.

Baca juga: Terpisah karena Virus Corona, Suami Ini Kirimkan Pesan Penuh Cinta ke Istrinya yang Perawat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com