WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Putri Presiden Amerika Serikat(AS) Donald Trump, Ivanka, mengomentari perselisihan ayahnya dengan media yang disebut "Fake News".
Berbicara dalam forum Axios seperti dikutip Deutsche Welle Jumat (3/8/2018), Ivanka berujar dia melihat kadang media tidak akurat dalam memberitakan sesuatu.
Karena itu, dia bisa memaklumi jika ada orang yang mengeluh jika mereka merasa menjadi target dari sebuah media.
Baca juga: New York Times ke Trump: Jangan Panggil Jurnalis Musuh Masyarakat
"Namun, saya tidak merasa bahwa media merupakan musuh dari masyarakat," kata istri dari Jared Kushner tersebut.
Ucapan Ivanka disikapi sang ayah melalui kicauannya di Twitter. Trump mengatakan bahwa putrinya sudah berbicara dengan tepat.
"Adalah Fake News, yang merupakan mayoritas saat ini, adalah musuh masyarakat sebenarnya," kata presiden 72 tahun itu.
They asked my daughter Ivanka whether or not the media is the enemy of the people. She correctly said no. It is the FAKE NEWS, which is a large percentage of the media, that is the enemy of the people!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 2, 2018
Dia mengulangi serangannya kepada "media palsu" tersebut ketika berpidato dalam sebuah kegiatan di Pennsylvania.
Trump menyebut pres telah melakukan "pemberitaan yang palsu serta menjijikkan", serta menciptakan kisah negatif.
"Apa yang terjadi dengan pers yang bebas? Ada apa dengan pemberitaan yang jujur?" tanya Trump di hadapan para pendukungnya.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders juga sependapat dengan Trump ketika awak media mencoba mengonfirmasinya.
Sikap Sanders dilaporkan membuat suasana konferensi pers sempat memanas. Dia menyalahkan media atas tensi yang begitu panas di AS.
"Media Fake News sering melontarkan berbagai hinaan verbal kepada Presiden dan pemerintahannya," kritik Sanders.
Sejak Trump menjabat pada Januari 2017, Trump berulang kali mengkritik media yang dianggap memberitakan dirinya secara tidak adil.
Berbagai keluhan maupun serangan yang dilakukan Trump membuat Penerbit New York Times, Arthur Gregg Sulzberger, angkat bicara.
Dia meminta Trump untuk berhenti menyebut media maupun jurnalis sebagai musuh masyarakat. Sebab, retorika itu bisa meningkatkan kekerasa terhadap pers.
Baca juga: Trump Prediksi Media Fake News Bakal Hancur di Periode Keduanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.