VATICAN CITY, KOMPAS.com - Kunjungan Paus Fransiskus ke Amerika Selatan pekan ini diperkirakan akan disambut dengan aksi protes, ancaman kekerasan, dan kontroversi mengenai tuduhan pelanggaran yang dilakukan oleh Gereja Katolik.
Paus Fransiskus akan melakukan rangkaian kunjungan ke negara di benua asalnya. Ada enam kota dari enam negara, mulai dari Chile pada Senin (15/1/2018) dan berakhir di Peru seminggu kemudian.
Sebelum pemimpin umat Gereja Katolik Roma sedunia ini datang, sejumlah kekerasan telah terjadi di Santiago, Chile, di mana lima gereja dilempari dengan bom molotov. Para pelaku meninggalkan pesan yang mengancam.
"Paus Fransiskus, bom berikutnya akan berada di jubahmu," isi salah satu pesannya.
Baca juga : Traktir Warga Miskin Nonton Sirkus, Paus Fransiskus Dikecam
Serangan pada Jumat (12/1/2018) itu membuat beberapa pintu dan jendela terbakar dan rusak. Namun, tidak ada korban yang terluka.
Sekretaris menteri dalam negeri Chile, Mahmud Aleuy, mengecam aksi kekerasan tersebut.
"Setiap orang memiliki hak berekspresi selama itu damai dan bukanlah kekerasan," katanya.
Salah satu gereja yang diserang berada di dekat dengan kedutaan besar Vatikan, tempat di mana paus akan tinggal saat berada di Chile.
Seluruh rencana pengamanan kunjungan Paus Fransiskus sedang dikaji ulang dan lebih diperkuat.
Skandal seks
Sementara itu, protes atas skandal seks juga akan mewarnai kehadiran paus selama di Chile. Penduduk provinsi Orsono dengan keras menentang keputusan paus yang menunjuk Juan Barros pada 2015 sebagai uskup.
Barros dituduh menutup-nutupi kasus Fernando Karadima yang dinyatakan bersalah oleh Vatikan karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Mereka berencana menggelar aksi protes saat paus tiba di Santiago.
Baca juga : Paus Fransiskus: Jangan Padamkan Harapan Para Imigran dan Pengungsi
Selain itu, aksi protes mungkin lebih banyak terjadi, setelah sebuah komunitas apostolik, Sodalitium Christianae Vitae (SCV) di Peru, diduga melakukan penyiksaan terhadap anggotanya secara seksual, fisik, dan psikologis.
Laporan pada Februari 2017 menunjukkan dugaan pelanggaran tersebut sudah dimulai sejak 1970-an.
Keluarga korban menyatakan kepada surat kabar setempat tentang keinginan mereka untuk berbicara dengan Paus Fransiskus.
Baca juga : Beri Pesan Natal, Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Yerusalem
Paus sangat menyadari hadirnya sejumlah tantangan yang menantinya di Chile dan Peru.
"Saya ingin Anda berbagi kebahagiaan, duka, kesulitan, dan harapan. Saya ingin bilang bahwa kalian tidak sendirian, ada Paus bersamamu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.