Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpikat ISIS dan Hijrah ke Suriah, Para WNI Ini Akhirnya Kecewa

Kompas.com - 16/06/2017, 07:39 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Perempuan berusia 19 tahun ini hanya mengaku bernama Nur. Dia memutuskan meninggalkan Indonesia sekitar 22 bulan silam untuk hijrah ke Raqqa, Suriah yang diklaim ISIS sebagai ibu kota Kekalifahan Islam.

Nur mengaku tertarik pindah ke Suriah setelah melihat foto dan video tentang Negara Islam atau Daulah Islamiyah yang diunggah ISIS ke internet.

Setelah hampir dua tahun berlalu, Nur bersama 15 warga Indonesia lain memutuskan untuk meninggalkan Raqqa. Apa alasannya?

"Semua bohong ... ketika kami memasuki wilayah ISIS, masuk ke negara mereka, yang kami lihat sangat berbeda dengan apa yang mereka katakan di internet," kata Nur kepada wartawan AFP di kamp pengungsi Ain Issa, sekitar 50 kilometer di utara Raqqa.

Bersama ribuan orang lainnya, Nur meninggalkan kota Raqqa yang kini tengah digempur Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung militer Amerika Serikat.

Baca: Keseharian Raqqa, Ibu Kota ISIS, Siapa Pun Bisa Mati Setiap Saat

"Ayah dan saudara laki-laki saya dimasukkan ke penjara," ungkap Nur.

Ketika keluarga Nur tiba di Raqqa, ayah dan saudaranya diminta menjadi milisi ISIS, padahal tadinya mereka mengira akan mendapat pekerjaan dengan gaji tetap.

Sementara Nur mengaku dia dikejar-kejar anggota ISIS yang ingin menjadikannya sebagai istri.

"Banyak milisi ISIS yang duda ... mereka menikah hanya dua bulan atau dua pekan saja. Banyak laki-laki datang ke rumah dan mengatakan ke ayah saya, saya ingin anakmu," kata Nur.

Wajahnya jelas menampakkan raut yang sangat kecewa.

Ia juga menceritakan bagaimana saudara laki-lakinya sering mendapat pertanyaan apakah punya saudara perempuan yang bisa dijadikan istri.

"Yang mereka bicarakan hanya soal perempuan," kata Nur.

Sama seperti Nur, Leefa -perempuan berusia 38 tahun- memutuskan meninggalkan Indonesia dengan harapan bisa menikmati hidup yang sebenarnya sebagai Muslim sejati di bawah kekuasaan Daulah Islamiyah.

"Saya punya masalah kesehatan. Saya perlu operasi di bagian leher dan biayanya sangat mahal di Indonesia. Di daerah ISIS semuanya gratis," kata Leefa.

"Saya datang ke wilayah kekuasaan ISIS dengan tujuan menjadi Muslim yang sebenarnya dan juga demi kesehatan," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com