Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengepungan Aleppo Berakhir, Warga Sipil dan Pemberontak Dievakuasi

Kompas.com - 14/12/2016, 11:19 WIB

ALEPPO, KOMPAS.com - Pengepungan dan operasi militer Suriah terhadap kota Aleppo dihentikan untuk memberi kesempatan para pemberontak dan keluarganya meninggalkan kota itu.

"Intinya adalah, semua baik-baik saja, artinya pertempuran di sekitar wilayah timur Aleppo sudah berakhir," kata duta besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, Selasa (13/12/2016).

Churkin mengatakan, pasukan pemerintah Suriah sudah sepenuhnya menguasi daerah terakhir yang dikuasai pemberontak.

"Menurut kabar terbaru yang kami terima beberapa jam lalu, operasi militer di Aleppo sudah berakhir," ujar Churkin dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB.

"Sedangkan warga sipil, mereka bisa tinggal atau pergi ke tempat yang mereka anggap aman. Tak ada yang akan menyakiti warga sipil," tambah Churkin.

Sementara itu, evakuasi para pemberontak dan warga sipil dari kota Aleppo akan dilakukan dalam beberapa jam mendatang di bawah kesepakatan yang telah dicapai.

Para pemimpin pemberontak, Rusia, dan Turki memastikan kesepakatan ini, jika diimplementasikan, akan menjadi sebuah kemenangan besar bagi Presiden Bashar al-Assad sejak perang saudara pecah lima tahun lalu.

"Sebuah kesepakatan sudah dicapai," kata Yasser al-Youssef dari bidang politik faksi pemberontak Nureddin al-Zinki.

Yasser menambahkan, kesepakatan tersebut dicapai atas sponsor dari Rusia dan Turki.

"Tahap pertama dari kesepakatan ini adalah evakuasi warga sipil dan mereka yang terluka dalam beberapa jam mendatang," kata Yasser.

"Setelah tahap ini selesai, barulah para pemberontak meninggalkan kota dengan membawa persenjataan ringan," lanjut dia.

Penjelasan Yasser ini dibernarkan pemerintah Turki yang menegaskan tahap pertama adalah mengevakuasi warga sipil keluar dari Aleppo.

"Meski kami gembira dengan langkah untuk memastikan gencatan senjata, di saat yang sama kita harus mewaspadai situasi rapuh ini," kata juru bicara Kemenlu Turki, Huseyin Muftuoglu.

Sedangkan duta besar AS untuk PBB Samantha Power mengatakan kepada dewan keamanan bahwa pemerintah AS menginginkan adanya pengawas internasionaluntuk memantau proses evakuasi.

"Banyak warga yang ingin pergi tetapi khawatir akan dibunuh di tengah jalan atau dibawa ke penjara-penjara rezim Assad," ujar Power.

Kekhawatiran Power ini diperkuat dengan pernyataan kelompok amal White Helmets yang beroperasi di wilayah timur Aleppo.

"Bagaimana orang bisa meninggalkan kota ini? Jangan berpikir kami senang meninggalkan kota ini. Tak seorang pun yang gembira saat terusir dari kampung halamannya," kata Ibrahim Abu al-Leith, juru bicara White Helmets.

Di tengah kekhawatiran itu setidaknya desing peluru dan ledakan bom berhenti sejak Selasa pulul 15.00 waktu setempat.

Sejak Agustus lalu, seluruh jalan keluar dan masuk ke wilayah timur Aleppo terputus sehingga sebanyak 250.000 warga sipil dan sekitar 8.000 orang pemberontak terkepung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com