Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2019, 14:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

HONG KONG, KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menuturkan, pemerintah China "memahami, menghormati, dan mendukung" pencabutan RUU Ekstradisi yang kontroversial.

Usulan peraturan itu awalnya berisi kewenangan untuk mengekstradisi terduga pelaku kriminal ke China daratan. Tetapi, RUU Ekstradisi itu malah menuai protes.

Baca juga: Cabut RUU Ekstradisi, Pemimpin Hong Kong Carrie Lam Minta Unjuk Rasa Dihentikan

Pasalnya, kelompok oposisi menganggap aturan itu bakal mempertegas cengkeraman Beijing di sana. Pencabutan itu disebut tidak akan mengendurkan langkah demonstran Hong Kong.

Dalam konferensi pers dikutip BBC Kamis (5/9/2019), Lam ditanya siapa yang berinisiatif mencabut RUU kontroversial itu, dan menjawab dia mendapat dukungan Beijing.

"Selama proses, mulai dari usulan hingga pencabutan kemarin (4/9/2019), pemerintah pusat menghormati pandangan saya dan memberikan dukungannya," ujarnya.

Pencabutan RUU Ekstradisi pada Rabu terjadi sehari setelah beredar bocoran rekaman suara Lam ke publik, di mana Lam sebelumnya menyebut China menolak keinginannya mencabut RUU.

Selain itu, China juga memerintahkan Lam untuk tidak tunduk kepada tuntutan para demonstran. Lam juga mengungkapkan jika punya pilihan, dia akan mengundurkan diri.

Hong Kong merupakan bagian dari model unik Satu Negara, Dua Sistem, di mana mereka menikmati kebebasan mempunyai sistem hukum, dan menyuarakan pendapat daripada di daratan utama.

Ketika RUU Ekstradisi itu diperkenalkan April, lawan politik Lam menyebut aturan itu bisa digunakan untuk membungkam kritik terhadap Beijing dan menggerus kebebasan Hong Kong.

Saat pemerintahan Lam menolak untuk mencabutnya, aksi demo besar pun terjadi sejak Juni dengan tuntutan pun mengalami perkembangan menjadi reformasi demokrasi.

Awalnya saat pertama kali berbicara di depan publik, Lam menyatakan bahwa RUU Ekstradisi itu "sudah mati". Tetapi, dia tidak menyebut pencabutan penuh.

Aktivis demokrasi pun khawatir pemerintahannya bisa diam-diam mengaktifkan kembali rancangan undang-undang itu jika krisis dan aksi protes mereda.

Selain mencabut RUU Ekstradisi, Lam juga menawarkan langkah lain. Seperti Dewan Keluhan Polisi Independen (IPCC) dengan tugas menyelidiki dugaan kebrutalan polisi.

Tawaran untuk menggelar "dialog langsung" dengan masyarakat, dan mengundang tokoh masyarakat untuk memberi solusi kepada pemerintahannya.

Baca juga: RUU Ekstradisi Dicabut, Media China: Demonstran Hong Kong Tak Lagi Punya Alasan Lakukan Kekerasan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com