Sebelumnya diberitakan, surat kabar pro-pemerintah, Saudi Gazette, menuliskan reformasi tersebut memberi perempuan Saudi otonomi dan mobilitas yang lebih besar, sebagai "satu lompatan besar".
"Beberapa wanita gagal meraih impiannya karena tidak mampu untuk meninggalkan negara itu dengan alasan apa pun, misal untuk belajar di luar negeri, kesempatan kerja, bahkan melarikan diri," kata pengusaha Saudi, Muna AbuSulayman, di Twitter.
Baca juga: Puluhan Perempuan Saudi Diduga Minta Suaka di Australia
"Perubahan ini bisa berarti perempuan akan dapat mengendalikan penuh takdir hukum mereka," lanjutnya.
Reformasi tersebut dirayakan secara luas di Arab Saudi, namun juga ada reaksi keras dari kaum konservatif, yang membagikan video ceramah lama di media sosial yang mengadvokasi undang-undang perwalian.
Sejumlah pihak juga mengecam perubahan itu dengan menyebutnya sebagai hal yang tidak Islami, dalam masyarakat yang secara tradisional melihat kaum laki-laki sebagai pelindung perempuan.
Baca juga: Ditolak Masuk Thailand, Perempuan Saudi Takut Dibunuh jika Dipulangkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.