Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Masuk Thailand, Perempuan Saudi Takut Dibunuh jika Dipulangkan

Kompas.com - 06/01/2019, 21:26 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang perempuan Arab Saudi ditahan di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, Minggu (5/1/2018).

Dia mengaku akan dibunuh jika dipulangkan ke negaranya oleh kantor imigrasi Thailand, yang juga mengonfirmasi tentang penolakan masuknya perempuan usia 18 tahun tersebut ke negara itu.

Perempuan bernama Rahaf Mohammed Mutlaq Alqunun mengatakan kepada AFP, dia dihentikan oleh pejabat Saudi dan Kuwait ketika tiba di Bandara Suvarnabhumi.

Baca juga: Perempuan Saudi Kini Dapat Konfirmasi Perceraian Lewat Pesan Teks

Petugas juga mengambil secara paksa dokumen perjalanannya. Klaim itu didukung oleh Human Rights Watch.

"Mereka mengambil paspor saya," katanya.

Dia menuturkan, wali prianya juga telah melaporkannya karena bepergian tanpa izin.

Rahaf mengaku berupaya melarikan diri dari keluarganya yang membuatnya mengalami kekerasan fisik dan psikologis.

"Keluarga saya begitu ketat dan mengurung saya di kamar selama enam bulan hanya karena memotong rambut," ucapnya.

Dia yakin akan dijebloskan ke penjara jika dikirim kembali ke negaranya dan merasa kehilangan harapan.

"Saya yakin 100 persen, mereka akan membunuh saya begitu saya keluar dari penjara Saudi," ucapnya.

Baca juga: Maskapai Filipina Minta Izin Melintasi Saudi untuk Terbang ke Israel

Kepala Imigrasi Thailand Surachate Hakparn mengatakan, Rahaf dihentikan saat masuk Thailand usai menempuh penerbangan dari Kuwait.

"Dia tidak punya dokumen lebih lanjut seperti tiket pulang dan bahkan uang," katanya.

Saat ini, Rahaf berada di hotel bandara, sementara pihak berwenang Thailand telah menghubungi Kedutaan Arab Saudi untuk berkoordinasi.

"Dia melarikan diri dari keluarganya untuk menghindari penikahan," ujar Surachate.

"Dia khawatir mungkin dalam kesulitan jika kembali ke Arab Saudi. Kami akan mengirim tim untuk menjaganya sekarang," katanya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com