Pihak otoritas bandara juga menyiarkan pengumuman secara berkala yang menyerukan kepada masyarakat untuk tidak datang ke bandara dan meminta yang telah berada di bandara untuk segera meninggalkan bandara, karena penerbangan telah dibatalkan.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah China telah mengecam keras aksi unjuk rasa di Hong Kong yang semakin radikal dengan para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu hingga bom molotov.
Baca juga: Maskapai Cathay Pacific Ancam Pecat Karyawan jika Ikut Demo Hong Kong
Pemerintah Beijing pun menyamakan aksi unjuk rasa di Hong Kong akhir-akhir ini dengan terorisme.
Dalam konferensi pers, juru bicara Kantor Dewan Negara Hubungan Hong Kong dan Macau, Yang Guang, menyatakan bahwa unjuk rasa Hong Kong berlangsung radikal dengan massa pengunjuk rasa berulang kali menyerang polisi.
"Tindakan itu merupakan pelanggaran kriminal yang serius sekaligus tanda pertama adanya terorisme yang muncul. Perbuatan tersebut telah menginjak-injak aturan dan ketertiban," ujarnya di Beijing.
Aksi unjuk rasa menentang pemerintah Hong Kong tercatat sudah terjadi setiap akhir pekan selama 10 minggu berturut-turut.
Aksi yang awalnya dipicu penolakan terhadap UU Ekstradisi, kini berkembang menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi secara luas, termasuk mendesak kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam untuk mundur.
Baca juga: Jika China Sampai Kerahkan Militer untuk Padamkan Krisis Hong Kong, Ini Konsekuensinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.