Sayyaf merupakan rekan karib Baghdadi sekaligus penyandang dana ISIS. Status itu membuat Umm Sayyaf mengaku mempunyai akses untuk dengan bertemu Baghdadi.
Dia mengaku pernah hadir ketika Baghdadi merekam audio propaganda di rumah mereka. Baghdadi, kata Sayyaf, sering merekamnya di ruang tamu di rumah mereka di Taji.
Baca juga: Baghdadi Muncul Kembali dalam Video Propaganda setelah 5 Tahun, Ini Tanggapan AS
"Suami saya saat itu merupakan kepala media ISIS. Jadi Baghdadi sering mengunjungi kami," kata perempuan 29 tahun yang disebut sebagai pengelola jaringan budak seks ISIS.
Ketika pertama kali ditangkap dalam penyerbuan 2015, perempuan yang dijatuhi hukuman mati di Erbil, Irak itu menolak buka mulut, dan baru melakukannya pada awal 2016.
Pejabat intelijen Kurdi mengatakan, keterangan Umm Sayyaf memberikan mereka gambaran utuh mengenai struktur keluarga Baghdadi dan orang-orang yang penting baginya.
"Dia mengidentifikasi banyak orang dan tanggung jawab mereka. Kami memahami tentang perang istri bagi petinggi ISIS, dan itu sangat berguna bagi kami," katanya.
Meski kolaborator yang baik, status hukuman matinya tak akan berubah. Apalagi dia dianggap bertanggung jawab atas kematian tawanan AS Kayla Mueller.
Pengacara HAM Amal Clooney meminta Umm Sayyaf dipindahkan ke AS untuk menghadapi tuntutan kejahatan Umm Sayyaf terhadap Mueller dan perempuan minoritas Yazidi.
Baca juga: Pemimpin ISIS Kembali Muncul untuk Pertama Kalinya dalam 5 Tahun
Kepada Dewan Keamanan PBB April lalu, istri aktor George Clooney itu menuturkan perempuan Yazidi mengalami kekerasan seksual dengan diperkosa anggota ISIS.
Amal mengungkapkan Umm Sayyaf tidak menunjukkan solidaritas kepada korban. Umm Sayyaf disebut mengunci korban di kamar dan membiarkan penganiayaan terhadap mereka.
"Dia memberikan makeup kepada para korban sebelum 'mempersiapkan' mereka untuk diperkosa. Karena itu, saya meminta dia dipindahkan ke AS untuk menghadapi kejahatannya," tegas Amal.
Mueller dilaporkan meninggal di Raqqa pada Februari 2015. Namun, Umm Sayyaf membantah tuduhan tersebut dan mengatakan perbuatan Baghdadi tak ada kaitannya dengan dia.
Baca juga: Inggris Kerahkan Pasukan SAS untuk Buru Pemimpin ISIS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.