Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang "Popcorn" di Pakistan Sukses Bangun Sebuah Pesawat Ringan

Kompas.com - 07/05/2019, 18:32 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

Hal pertama yang dia harus dapatkan adalah informasi terkait pesawat terbang.

Dia memulainya dengan menyaksikan serial dokumenter "Air Crash Investigation" di National Geographic untuk mengetahui soal daya dorong, tekanan udara, torsi, dan tenaga dorong pesawat.

Baca juga: Pesawat Kecil Jatuh di Australia, Mantan Finalis Putri Banten Tewas

Akses internet yang murah di kota terdekat membantunya menambah informasi.
Dia mengklaim menemukan sebuah cetak biru di internet untuk membantu membangun pesawat impiannya.

Fayyaz lalu menjual tanah milik keluarga dan mengambil kredit mikro dari sebuah LSM sebesar 50.000 rupee atau sekitar Rp 5 juta.

Fayyaz menggunakan dana itu dengan kreatif. Dia membeli karung goni secara grosir dan membujuk seorang pekerja bengkel yang baik untuk membuatkan baling-baling.

Dalam mewujudkan cita-citanya banyak kegagalan terjadi. Beberapa peralatan harus diganti, desain harus disempurnakan, dan perkabelan harus dibenahi.

Kegilaan Fayyaz untuk membangun pesawat membuat keluarganya sempat khawatir.

"Saya kerap memintanya untuk berhenti. Saya memintanya untuk lebih memikirkan keluarga dan pekerjaan. Namun, dia tak mendengarkan," ujar ibunya, Mumtaz Bibi.

Fayyaz terus bekerja. Dan, akhirnya dia menciptakan sebuah pesawat terbang kecil, rapuh, dan dicat biru.

Pada Februari lalu, setelah dua tahun penuh perjuangan, Fayyaz mengatakan, dia sudah siap untuk terbang.

Fayyaz mengatakan, teman-temannya membantunya menutup sebuah jalan kecil yang akan digunakannya sebagai landasan pacu untuk uji terbangnya.

Baca juga: Pesawat Kecil Berpenumpang 21 Orang Hilang di Pegunungan Nepal

"Pesawat itu berhasil melaju hingga 120 kilometer per jam sebelum lepas landas," kata Ameer Hussein, seorang saksi mata yang mengendarai sepeda motor di samping pesawat itu.

"Pesawat itu terbang di ketinggian tak sampai satu meter dan sejauh dua atau tiga kilometer sebelum mendarat," tambah Hussein.

Sejauh ini, klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Namun, kesuksesan itu semakin membuat Fayyaz berani memamerkan pesawatnya di depan seluruh warga desa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com