COLOMBO, KOMPAS.com - Sebuah potongan rekaman kamera pengawas menunjukkan upaya gagal yang dilakukan pelaku bom bunuh diri Sri Lanka saat hendak beraksi di sebuah hotel.
Dalam kamera CCTV yang diperoleh dan dirilis Sky News Kamis (25/4/2019), pelaku yang diidentifikasi Abdul Lathief Jameel Mohamed terlihat bercambang dan mengenakan ransel.
Sambil menyamar dengan memakai topi, dia membawa ransel yang berisi bom dan koper di Hotel Taj yang berlokasi di ibu kota Colombo saat Minggu Paskah (21/4/2019).
Baca juga: Sri Lanka Turunkan Total Korban Tewas Teror Jadi 253 Orang, Mengapa?
Dia termasuk dalam delapan pelaku ledakan bom yang melakukan serangan terkoordinasi di hotel dan gereja Sri Lanka. Bedanya, hanya dia yang bisa dikatakan gagal.
Petugas keamanan mengungkapkan Mohamed meninggalkan Taj yang termasuk hotel bintang lima dalam keadaan frustrasi. Diduga karena bomnya gagal meledak.
Salah satu sumber menuturkan pria berusia 36 tahun itu mengganti pakaiannya yang bergaris dengan kaus lengan pendek, dan menyetop becak yang membawanya ke Dehiwala.
Dia bermaksud untuk check in di pemondokan Tropical Inn pada pukul 09.30 waktu setempat. Atau momen ketika gelombang ledakan bom sudah terjadi di tujuh titik lainnya.
Manajer Tropical Inn Sumith Vijelal mengatakan, Mohamed pergi ke tempatnya berdasarkan rekomendasi dari pengemudi becak yang merupakan teman karibnya.
Si pengemudi becak yang tidak disebutkan identitasnya itu dilaporkan saat ini berada dalam penyelidikan polisi. Namun dia dikabarkan bakal segera dibebaskan.
Di pondok tamu itu, Mohamed meminta sebuah kamar dengan kunci dan melempar tasnya sebelum pergi ke luar. Dia dikabarkan mengunjungi masjid terdekat.
Dia kemudian kembali ke kamarnya oukul 13.30, kembali ke kamarnya, dan delapan menit kemudian dia meledakkan diri. Ledakan itu membunuh pasangan yang berada di kamar sebelah.
Mohamed dilaporkan sudah berada dalam pengawasan polisi. Dia mempunyai dua paspor dan sering bepergian. Diyakini, dia sempat singgah ke Suriah.
Dia pertama kali bertolak ke Inggris pada 1 Januari 2006 untuk mempelajari teknik dirgantara di Universitas Kingston, dan kembali ke Sri Lanka setahun berselang.
Dia kembali ke Inggris pada 2008. Saat itu, petugas otoritas setempat tengah mengawasi gerak-gerik kelompok ekstremis. Empat tahun kemudian, dia berpindah-pindah antara Malaysia, Singapura, dan Sri Lanka.
Dia dikabarkan menempuh pendidikan pasca-sarjana di Australia dan mempunyai istri serta anak. Saat ini, fokus penyelidikan adalah bagaimana dia menjadi radikal.
Keterangan yang diperoleh Sky News itu sesuai dengan pernyataan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bahwa pelaku rata-rata berpendidikan tinggi dan berasal dari keluarga kaya.
Antara lain kakak beradik Inshaf dan Ilham Ibrahim yang melaksanakan aksinya di Hotel Grand Cinnamon serta Shangri-La. Keduanya merupakan putra dari pedagang rempah-rempah tersohor Sri Lanka.
Baca juga: Pelaku Ledakan Bom Sri Lanka Sempat Ditahan Aparat Sebelum Dibebaskan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.