Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disangka Mata-mata, Burung Bangkai Ditangkap Tentara Yaman

Kompas.com - 25/04/2019, 11:45 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Gulf News

SANAA, KOMPAS.com - Seekor burung bangkai yang memasuki wilayah Yaman untuk mencari makan ditangkap pemberontak Houthi.

Tak hanya ditangkap burung ini juga ditahan sementara karena diduga melakukan tindak mata-mata.

Burung berwarna pasir itu terbang di atas Yaman dan "mampir" di Taiz, kota ketiga terbesar di negeri yang dikoyak perang itu.

Ini sebenarnya hal yang tak lazim bagi seekor burung bangkai muda yang bisa terbang jauh untuk mencari makan dan udara hangat.

Baca juga: Disangka Mata-mata Israel, Seekor Lumba-lumba Ditangkap Hamas

Nelson, nama burung bangkai itu, berusia kira-kira dua tahun. Dia memulai perjalanannya pada September 2018 di Bulgaria.

Sebelum terbang jauh organisasi Fund for Wild Faunda and Flora (FWWF) memasang transmiter satelit di sayap Nelson.

Namun, di tengah perjalanannya, Nelson nampaknya kehilangan arah dan mendarat di Taiz.

Taiz adalah kota yang dikendalikan pasukan pemerintah Yaman tetapi dikepung pemberontak Houthi.

Pasukan pemerintah menyangka transmiter yang terpasang di sayap Nelson adalah perangkat spionase dan akhirnya menangkap burung itu.

Tentara Yaman yakin peralatan GPS yang dipasang di burung itu digunakan pemberontak Houthi untuk memata-matai mereka.

Hisham al Hoot, perwakilan FWWF di Yaman, terpaksa berangkat dari ibu kota Sanaa menuju ke Taiz untuk meminta pemerintah lokal melepaskan Nelson.

"Butuh 12 hari untuk membebaskan burung itu," ujar Al Hoot kepada AFP.

"Bahkan pemerintah Bulgaria harus menghubungi dubes Yaman yang kemudian menghubungi pemerintah Taiz untuk membebaskan Nelson," tambah Al Hoot.

Al Hoot mengatakan, burung ini bermigrasi dari Bulgaria menuju Turki, Jordania, Arab Saudi, dan Yaman di mana FWWF kehilangan jejaknya.

Nelson dinyatakan hilang hingga 5 April, ketika kelompok konservasi ini menerima banyak pesan dari warga Yaman yang prihatin atas nasib Nelson.

Setelah dibebaskan, Nelson yang kemudian menjadi terkenal di Yaman, dirawat dengan baik dan kekuatannya bertambah tiap hari.

"Saat saya pertama kali mengambilnya, kondisinya amat buruk dan bobotnya amat ringan," ujar Al Hoot.

Al Hoot menambahkan, Nelson akan dilepaskan dalam waktu dua bulan saat dia yakin burung itu sudah pulih sepenuhnya.

Selain itu, Nelson harus menunggu sayapnya yang patah di dalam perjalanannya sembuh terlebih dulu.

"Awalnya kami kira butuh enam bulan baginya untuk pulih. Namun, kini kami kira dia bisa pulih tak lebih dari dua bulan," kata Al Hoot.

Baca juga: Disangka Mata-mata, Polisi Mesir Amankan Seekor Bangau

Al Hoot melanjutkan, Nelson tidak bisa menemukan sumber untuk kehidupannya di Yaman.

"Burung ini memang bisa memakan bangkai hewan. Namun di situasi perang saat itu hal tersebut tidak memungkinkan," paparnya.

"Inilah yang memaksanya mendarat dan membuatnya menghentikan perjalanannya," lanjut Al Hoot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com