Sedangkan, sumber dari komunitas Muslim Sri Lanka menuturkan, NTJ telah mengklaim dukungan kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS).
Sumber tersebut menjelaskan, Zahran Hashim yang disebut merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri dalam serangan yang menyasar gereja serta hotel mewah itu adalah pendiri NTJ.
Dalam laporan intelijen itu, NTJ merencanakan serangan di ibu kota Kolombo dengan prediksi metode yang dipakai antara lain bom bunuh diri, serangan bersenjata, hingga serangan truk.
Intelijen asing yang memberikan informasi tersebut diyakini adalah Australia, salah satu anggota aliansi intelijen yang dikenal dengan nama Five Eyes.
Dokumen itu menunjukkan Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara kemudian merilis peringatan kepada para pejabat tinggi negara bahwa si pelaku bakal menyerang "gereja penting".
Dokumen itu bahkan membeberkan nama-nama yang menjadi pelaku serangan, termasuk Hashim.
Baca juga: Pemerintah Sri Lanka: Kelompok Radikal Lokal Dalangi Pengeboman
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan, sudah mendengar informasi tersebut. Namun, dia tidak mendapat perkembangan lebih lanjut.
Wickremesinghe berkata penyelidikan sedang dilakukan soal tidak adanya tindak lanjut dari laporan tersebut.
Ledakan bom ini terjadi tepat satu dekade perdamaian di Sri Lanka menyusul berakhirnya konflik sipil yang berlangsung selama 25 tahun pada Mei 2009.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.