Rika Ueda, yang bekerja untuk kelompok nirlaba yang mendukung orang tua dari anak-anak hikikomori, mengaku tidak terkejut dengan hasil survei tersebut.
"Data pemerintah mendukung survei kami sendiri yang menunjukkan ada banyak hikikomori yang lebih tua," katanya.
"Tapi kami tidak menyadari ada yang berusia 60-an tahun," tuturnya.
Baca juga: Jumlah Yakuza di Jepang Terus Menurun selama 14 Tahun Terakhir
"Ini menunjukkan, masyarakat Jepang sulit untuk hidup. Orang hikikomori lebih suka tinggal di rumah tanpa bertemu siapa pun," ujarnya.
Ueda berpendapat tekanan tinggi, konformitas, dan workaholic di Jepang berpengaruh pada sebagian besar tekanan individu.
"Saya pikir survei menunjukkan, kita harus bertanya pada diri sendiri seperti apa kehidupan yang bahagia bagi kita masing-masing," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.