Berkat Anjing, Pelari Buta Ini Cetak Sejarah di New York City Half Marathon

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Thomas Panek mencetak sejarah di New York City Half Marathon 2019 pada Minggu (17/3/2019).

Namun semua itu tidak bisa diraihnya jika bukan karena bantuan tiga ekor anjing bernama Westley, Waffle, dan Gus.

Diwartakan CNN, Panek merupakan presiden dan CEO Guiding Eyes for the Blind. Dia dinobatkan sebagai pelari buta pertama yang menyelesaikan half marathon bersama dengan anjing penunjuk.

Baca juga: Seekor Anjing Polisi Gagalkan Upaya Pemerkosaan di Irak

Trio anjing Labrador Retriever miliknya secara bergantian mengarahkan dia menelusuri jalan sejauh 21 km.

Ketiga anjing itu bahkan menjadi atlet berkaki empat pertama yang ikut berpartisipasi dalam lomba.

"Ini benar-benar sebuah tim," katanya.

Panek dengan dibantu ketiga anjingnya dapat menyelesaikan lomba dalam waktu 2 jam 21 menit.

Pria itu mengaku tidak akan berhenti berolahraga meski setelah kehilangan penglihatannya ketika usia 20-an tahun.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

A round of ap-paws ???????? for this team of guide dogs, who led @guidingeyes president and CEO Thomas Panek through the #UnitedNYCHalf! Congratulations to Waffle, Westley, and Gus! (And each dog, obviously, is a 13.1 / 10)

A post shared by New York Road Runners (@nyrr) on Mar 17, 2019 at 8:12am PDT

Dari ketiga anjing tersebut, Gus yang paling lama menemani hidup Panek. Momen lari maraton ini menjadi emosional karena sekaligus menandai pensiun Gus.

Sebagai penghormatan, Gus mendapat jatah 5 km untuk membimbing Panek dalam perlombaan hingga menuju garis akhir di Central Park.

"Ini sedikit emosional bagi saya karena dia selalu bersama saya sepanjang waktu," ujar Panek.

Dia berharap, pengalamannya ini dapat menginspirasi orang lain seperti dirinya.

"Berlari dengan anjing merupakan hal yang luar biasa," tuturnya.

Baca juga: Di Kota Ini, Anjing Peliharaan Bakal Dilarang Menggonggong Terlalu Lama

Berkat para anjing itu, Panek telah menyelesaikan 20 maraton. Namun, dia tetap merasa kehilangan rasa kemandiriannya.

Dari situlah, dia kemudian memulai program pelatihan formal untuk melatih para anjing pemandu.

"Tidak pernah masuk akal bagi saya untuk berjalan keluar pintu dan meninggalkan anjing pemandu saya, bahkan ketika saya gemar berlari dan mereka suka berlari," katanya.