JENEWA, KOMPAS.com - Pejabat Arab Saudi menolak tawaran adanya penyelidikan internasional untuk mengungkap kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sekitar 30 negara Barat, termasuk seluruh anggota Uni Eropa, menyerukan Saudi untuk bekerja sama dengan investigasi yang dipimpin PBB.
Khashoggi, kolumnis The Washington Post, dibunuh pada 2 Oktober 2018 di kantor Konsulat Saudi di Istanbul oleh tim beranggotakan 15 orang.
Baca juga: Interpol Terbitkan Red Notice untuk 20 Tersangka Pembunuh Khashoggi
Komisi HAM Saudi Bandar bin Mohammed al-Aiban dalam pertemuan Dewan HAM PBB berkata pembunuhan Khashoggi merupakan "kejahatan keji" dan "kecelakaan yang disayangkan".
Dilansir Al Jazeera Kamis (14/3/2019), Aiban menuturkan para pelaku sudah menjalani tiga sidang. Namun, dia menolak mengungkap detil serta identitas mereka.
Tahun lalu, juru bicara jaksa penuntut Saudi menyatakan mereka mengadili 11 orang yang dianggap bertanggung jawab, dengan lima di antaranya dituntut hukuman mati.
Sejumlah negara Barat menuding Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) sebagai aktor intelektual. Tuduhan yang dibantah oleh Riyadh.
Aiban menegaskan keadilan di Saudi telah mengikuti hukum internasional dan mengklaim mereka sudah transparan dalam menerapkannya.
"Kerajaan tidak akan menerima intervensi dunia dalam urusan domestik maupun penegakan hukum kami," tutur Aiban dalam sidang di Jenewa.
Agnes Callamard, penyelidik PBB untuk kejahatan ekstrayudisial berujar, otoritas Saudi tidak merespon tawaran mereka untuk terlibat dalam investigasi Khashoggi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.